text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Sering Sakit, Anak ’Dijual’
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Thursday 29 March 2012

Sering Sakit, Anak ’Dijual’


Ilustrasi
Terungkap sesuatu yang aneh nan unik pada salah satu adat masyarakat Bima, khususnya di Desa Naru Kecamatan Woha. Laksana penjual kue, perempuan paruh baya menjunjung seorang anak Balita sembari berarak ‘Mai weli ana nami’ (Ayo beli anak kami, Bima,red).
Jompa Mbojo terkaget-kaget ketika mendengar teriakan seorang ibu yang jual anak laksana menjajakan kue kepada warga lain. Satu persatu, rumah warga di datangi sembari menawarkan seorang anak yang dimasukan dalam sebuah keranjang. Setiap yang didatangi, ‘membeli’ Balita yang dijual tersebut dengan nominal yang bervariatif, mulai dari recehan Rp1000 hingga Rp5000.
Ternyata, anak yang dijajakan tersebut tak ditinggalkan pada ‘pembeli’. Saat warga ‘membeli’ anak Balita yang dijajakan, si penjual menerima uang dengan kalimat-kalimat unik yang diungkapkan dalam Bahasa Bima. Sementara sejumlah uang hasil ‘dagangan’, menjadi hak si Anak untuk disimpan hingga dewasanya kelak.

Usut punya usut, keunikan tersebut hanya-lah sebuah adat masyarakat Kabupaten Bima khususnya di Desa Naru Kecamatan Woha, sebagai upaya mengusir roh-roh jahat yang dianggap kerap mengganggu si Balita. Tatkala sang anak sering sakit, ‘Jual Anak’ adalah salah satu solusi yang bisa ditempuhi masyarakat, agar si Balita sehat hingga dewasa kelak.
Menjawab kekagetan Jompa Mbojo, salah seorang Ibu bernama Arfah, sedikit menjelaskan adat ‘Jual Anak’ yang diperankan seorang Ibu paruh baya tersebut. Menurut Arfah, cara itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat dalam menolak bala, tatkala seorang Balita sering sakit-sakitan.
“Saat ini, memang sudah jarang yang ‘menjual anak’ untuk tolak bala. Karena kecenderungan masyarakat selalu berusaha menyembuhkan anak melalui cara medis dan kecanggihan-kecanggihan tekhnologi. Ingin saya tegaskan, menjual anak bukan berarti anak tersebut akan menjadi milik orang lain. Cara ini hanya sebuah kebiasaan,” urai Arfah.
Entah berangkat dari sugesti atau kepercayaan masyarakat, menurut Arfah, ‘Jual Anak’ sangat ampuh menyembuhkan anak. Jika cara tersebut sudah ditempuhi, si Balita akan jarang sakit dan jauh dari gangguan roh jahat. “Uang hasil ‘dagangan’ ditentukan oleh Ibu si Balita. Selain disimpan untuk si Anak hingga dewasanya, uang tersebut juga bisa disedekahkan pada fakir miskin,” jawabnya.
Menilik aktivitas unik ini, ternyata daerah Bima memiliki beragam adat yang kini telah tergerus jaman. Mestinya, adat seperti itu perlu dilestarikan karena selain dipercaya bisa mengusir roh jahat dan menjauhkan anak dari sakit-sakitan, kebiasaan ini juga memiliki daya tarik tersendiri untuk dipertontonkan. (Joe)

No comments:

Post a Comment