Warga Dusun Tani Mulya Desa Naru Kecamatan Woha, boleh berbangga hati.
Kendala eksternal seperti pengaruh budaya individualisme, materialisme dan
kapitalisme seolah tidak sedikitpun menyentuh kehidupan bermasyarakat setempat.
Budaya gotong royong, masih melekat erat. Hal ini dibuktikan pada rehabilitasi
Masjid Ar Rahman di Dusun Tani Mulya Desa Naru.
Meski warga yang ikut andil dalam kerja bakti rehabilitasi Masjid Ar Rahman
pekan kemarin hanya berkisar 70-an orang, namun warga terlihat bahu membahu dan
bermandikan keringat di bawah terik matahari pagi melanjutkan pekerjaan. Mesjid
Ar Rahman yang awalnya berlantai satu dan hanya mampu menampung sekitar 150
jamaah, kini telah direhabilitasi menjadi dua lantai. Sehingga diharapkan dapat
menampung lebih banyak jamaah di 2 dusun, yaitu Dusun Tani Mulya dan Dusun
Perintis.
Meski dengan peralatan pertukangan seadanya, tidak menjadikan semangat
gotong royong warga melemah, bahkan tanpa mesin molen untuk mengaduk adonan,
warga dapat melakukan pengecoran lantai dua dengan semangat.
Ketua Pengurus Mesjid Ar – Rahman M. Saleh Taher bersama para tetua kampung
juga ikut hadir untuk memberikan arahan dan memotivasi kerja warga. Menurut M.
Saleh Taher, Mesjid Ar – Rahman yang seluas 12 x 16 meter berlantai 2 mulai
direhabilitasi secara total pada pertengahan tahun 2009.
Menurutnya, rehabilitasi yang diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar
800-an juta itu baru dikerjakan sekitar 30 persen, dimana telah menghabiskan
dana sekitar Rp100 juta lebih. Saleh mengakui lambannya proses rehab dimaksud,
dimana dalam waktu 2 tahun hanya bisa mencapai 30 persen saja, tapi pihaknya
merasa puas mengingat bahwa lebih dari 50 persen dana yang telah dihabiskan
merupakan hasil swadaya masyarakat.
Sebagian lain dari dana yang dihabiskan merupakan bantuan Pemerintah
Kabupaten Bima sebesar Rp50 juta dan dicairkan 25 juta dalam satu tahun.
Sedangkan Bupati Bima sendiri menyumbang sebesar Rp5 juta secara pribadi.
“Kegiatan kali ini adalah tahapan kelima, akibat dari kekurangan dana maka
proses rehabilitasi berhenti selama 3 bulan untuk sampai ke tahapan
selanjutnya. Dan kali ini proses rehabilitasi berani kembali
dilangsungkan dengan anggaran Rp17 juta. kami tidak akan duduk berpangku tangan
menunggu terkumpulnya dana yang besar, bahkan kami pernah melanjutkan proses
rehabilitasi dengan dana 5 juta” terangnya.
Dia menambahkan, terkumpulnya dana tersebut berasal dari bantuan Bupati
Bima, karena tahun 2011 ini Pemda telah menjanjikan kembali mengucurkan dana
bantuan sebesar 25 juta. Pihaknya berharap kucuran dana tersebut dapat segera
direalisasikan. Mengingat Musim Hujan sudah tiba, sedangkan atap Mesjid belum
dibangun sehingga mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah warga. Untuk menanggulangi
masalah itu, kegiatan kali ini selain untuk pengecoran lantai dua juga untuk
sementara akan dibikinkan “Atap Darurat”. *Mus*
No comments:
Post a Comment