Ilustrasi |
Kepala SMA 2 Woha, Drs Mansyur mengatakan, sebelum
mengikuti prosesi hataman masal, sejumlah guru dan siswa mengawali dengan salat
Dhuha secara berjama’ah. Salat Duha itu memang rutin dilaksanakan oleh sekolah
setempat saat menggelar kegiatan imtaq setiap Jum’at pagi.
Dihatamnya sejumah siswa tersebut diharapkan agar
siswa bisa berperilaku qur’ani. Tidak hanya siswa, gurupun ikut mendapat
bimbingan rohani untuk menjaga kredibilitas sekolah. “Dengan hataman masal ini diharapkan
agar seluruh warga sekolah bisa berperilaku qur’ani,” katanya. Mansyur
berharap, dengan adanya imtaq dan hataman masal itu akan membuang sikap dan
perilaku menyimpang.
Disamping itu juga akan menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan. “Kegiatan ini kita manfaatkan untuk saling mengingatkan untuk
tidak melakukan hal-hal yang tidak diarapkan,” ujarnya.
Diakui, hataman masal itu pertama kalinya
dilaksanakan. Kendati begitu pihak sekolah juga mengaku tetap memberikan
bimbingan rohani setiap kegiatan imtaq berlangsung. Menurut kasek, hataman
masal itu merupakan salah satu program sekolah yang akan terus dilakukan
kedepan. “Memang, hataman masal baru kali ini kita laksanakan. Kegiatan ini
sudah ada di program sekolah. Untuk itu akan terus kami lakukan kedepannya,”
katanya. Kegiatan tersebut juga dimanfaatkan untuk mengajak siswa dan guru agar
lebih fokus pada tugas dan urusan belajar mengajar. Dan tidak terpengaruh
dengan apapun yang terjadi di luar sekolah. “Terutama kami harapkan kepada
siswa kelas tiga yang sebentar lagi akan mengikuti UN,” pungkasnya. [Bim]
No comments:
Post a Comment