Ilustrasi |
Tahun Baru Hijriah di Kecamatan Woha Kabupaten
Bima, tak seheboh tahun baru masehi. Seperti di daerah lain di NTB, tahun baru
Islam tersebut disambut hangat masyarakat dengan mengadakan berbagai kegiatan.
Abdul Hafid, Mahasiswa STKIP Bima asal Kecamatan
Woha, menyorot sepinya penyambutan Tahun Baru 1435 Hijriah di Kecamatan Woha.
Hal tersebut, katanya, tentu bertolak dari minimnya inisiatif pemerintah dalam
menyambut hari besar Islam. “Jangan tahun baru masehi saja yang disambut
meriah. Tahun baru Islam juga mestinya dirayakan yang diawali dengan inisiasi
pemerintah kecamatan maupun desa,” sorotnya.
Menurut Hafid, selain pemerintah pengurus PHBI
Kecamatan Woha juga terkesan apatis menginisiasi dan menggerakan hati
masyarakat untuk menyambut hari besar islam dimaksud. “Dalam hal seperti ini
jangan salahkan masyarakat. Karena untuk memulai agenda yang bersifat global
seperti ini harus diawali oleh pemerintah atau lembaga resmi yang menaungi
bentuk kegiatan seperti itu,” sentilnya.
Dia berharap, kedepan pemerintah maupun organisasi
resmi yang menaungi bidang keagamaan dapat memulai dan menggerakan masyarakat
untuk melaksanakan kegiatan positif seperti menyambut hari Tahun Baru Islam. “Bukan
hanya tahun baru hijriah, Hari besar keagamaan lainnya juga harus digalakkan
oleh pemerintah dan organisasi resmi seperti PHBI,” tandasnya.
Sementara Sekretaris Camat Woha, Irfan Dj, SH
mengatakan, sebenarnya pemerintah sangat berniat menyambut hari besar Islam
seperti menyambut tahun baru Hijriah. Namun kondisi wilayah saat ini tidak
memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan seperti itu. “Kami sungguh memahami
makna menyambut tahun baru Islam. Tapi kondisi wilayah kita saat ini masih
belum memungkinkan untuk hajat sperti itu. Baru-baru ini saja ada perkelahian
antar kampung sebagai akibat dari Pilkades,” tangkis Irfan. [Mus]
No comments:
Post a Comment