Ilustrasi |
Konflik yang
terjadi pada Agustus lalu antara warga Desa Cenggu dan Desa Nisa hampir kembali
terjadi kemarin, Sabtu (21/12). Ratusan warga Nisa terlihat bersiaga penuh
sejak pukul 18.30 dengan berbagai jenis senjata tajam di perbatasan Cenggu dan
Nisa. Konsentrasi massa
yang seolah siap perang tersebut sempat memblokir akses jalan menuju Cenggu,
sehingga praktis arus kendaraan yang biasanya ramai di malam minggu itupun
berhenti total.
Untungnya sepasukan
Dalmas Polres Bima cepat tanggap, dan tiba di perbatasan sekitar pukul 20.00
yang langsung melakukan tindakan-tindakan pengamanan. Tanpa negosiasi yang
rumit, akhirnya akses jalan yang sempat ditutup selama satu jam lebih tersebut
kembali dibuka. Meski demikian konsentrasi massa belum bisa dibubarkan.
Berdasarkan
keterangan Kepala Desa Nisa, Syafrudin Samsu, ketika ditemui di kediamannya,
Minggu (22/12). Kejadian tersebut dipicu karena adanya insiden kecelakaan lalu
lintas di jalanan Cenggu yang terjadi sekitar pukul 18.00. Kecelakaan tersebut
melibatkan dua orang warga Nisa, Adi (18) dan Arif (14).
Menurut
Syafrudin, insiden berawal ketika Adi yang membonceng Arif sedang berkendara
pulang dari mengantar pamannya ke Desa Runggu. Dan ketika melintas di Desa
Cenggu, entah kenapa mereka mendapat hardikan keras dari beberapa pemuda
Cenggu. Trauma akibat konflik yang pernah terjadi, kedua pemuda Nisa ini
langsung panic mendapat hardikan keras tersebut. Mereka lantas memacu
kendaraannya dan menabrak pengendara sepeda yang sedang berbelok arah di
depannya. Oleh warga Cenggu di sekitar tempat insiden, Adi langsung dipukuli
sampai babak belur dan kemudian harus dilarikan ke Puskesmas Woha akibat
luka-luka yang dideritanya. Motornyapun rusak parah diamuk warga. Sementara
temannya Arif, oleh sebagian warga Cenggu lainnya cepat diamankan ke Polsek
Belo tanpa cidera.
Celakanya,
walaupun Arif dikatakan diamankan di Polsek Belo, namun bagi warga Nisa hal itu lebih terkesan disandera
oleh warga Cenggu. Warga Nisa membalasnya dengan menyandera motor warga Cenggu
yang jadi korban sweeping. Warga Nisa yang semakin banyak berkumpul bertekad
tidak akan bubar sebelum Arif dipulangkan ke Nisa, dan mengancam akan menyerang
seandainya terjadi sesuatu dengan Arif. Negosiasi mempertukarkan ‘sandera’ sempat
berlangsung alot. Dua kali negosiasi awal yang masing-masing diperantarai oleh
Kanit Intel Polsek Woha dan Satlantas Polres Bima gagal total. Negosiasi baru
berhasil setelah Dalmas Brimob tiba di lokasi dan membawa motor ke Polsek
Cenggu untuk ditukarkan dengan Arif.
“Kami sangat
memuji dan menghargai kerja keras dan kesigapan Dalmas dalam menangani kejadian
ini. Seandainya tidak, saya sendiri tidak dapat membayangkan apa yang akan
terjadi berikutnya. Warga saya sebenarnya sangat pengertian, tapi seandainya
Arif tidak kembali malam itu juga. Persoalan akan berbuntut panjang. Akan ada
banyak korban berjatuhan. Kita sangat bersyukur” Aku Syafruddin.
Mendapati Arif
kembali, akhirnya konsentrasi warga berangsur-angsur membubarkan diri. Dan
hingga berita ini dilansir, tidak ada insiden sedikitpun sebagai lanjutan dari
kejadian tersebut.
Sementara ini,
menurut Syafrudin, korban kecelakaan di Cenggu itu tidak mendapatkan luka
yang serius. Sementara Adi, setelah sempat dirawat inap di Puskesmas Woha, sekarang
sedang diamankan di Polres Bima. (Adn)
No comments:
Post a Comment