Camat Woha Drs. Dahlan pimpin gerakan pembersihan sungai Parado, sampah
menumpuk dikolong jembatan Tente. Hal itu mengganggu aliran air sungai, dan
menyebabkan sungai jadi dangkal. Gerakan pembersihan sampah itu, berlangsung
Sabtu (24/12) lalu di ikuti juga oleh para Petani dan kades Samili M. Hatta.
Dijelaskannya, bahwa upaya gerakan pembersihan sampah itu akan terus di
galang agar sampah tidak menjadi bencana. Sampah menumpuk di kolong jembatan
Tente, termasuk di sekitar terminal dan pasar Tente. Jelang musim hujan, sampah
dapat menjadi masalah berakibat timbulkan berbagai penyakit. Masyarakat Kae
seperti warga Kecamatan Belo, Palibelo, Monta dan Woha, dengan melihat
sungai sebagai tempat pembuangan akhir sampah harus memiliki pemikiran supaya
ada satu lokasi tempat pembuangan akhir sampah. “Saya berharap agar jangan
jadikan sungai sebagai lokasi pembuangan sampah, kita berupaya menciptakan
budaya bersih dan disiplin,” papar Dahlan.
Sampah di Tente cukup banyak, sampai mencapai tonan. Sampah itu kalau tidak
dibuang ke tempat khusus akan menimbulkan masalah besar bahkan akan menjurus
kearah kejadian luar biasa. Masalah sampah harus menjadi pemikiran semua
masyarakat, bagaimana solusinya.
Pembuangan sampah di sungai, akan berakibat dangkalnya sungai, banjir
bahkan dengan kondisi yang demikian itu yang rugi para petani. Oleh karena
demikian, kata Dahlan, kondisi yang demikian harus di bersihkan agar arus air
sungai menjadi lancar tidak terhambat oleh sampah.
Ketua Kelompok Tani asal Samili, H. Muhammad Ismail mengatakan kegiatan
pembersihan sampah di sungai sudah menjadi kegiatan tetap setiap tahun di saat
jelang musim hujan. Selain di sungai, juga melakukan normalisasi di setiap
parit atau saluran tersier. Petani kewalahan mengatasi sampah, sampah itu
kadang bermuara di sawah. Yang banyak terutama sampah plastik, sampah itu tidak
mampu di urai oleh tanah. Akibatnya tanah jadi kurang subur, produksi pertanian
juga berkurang, “kami ingatkan kepada masyarakat agar jangan membuang sampah di
sungai, kalaupun di dapatkan oleh anggota kelompok tani jangan kaget ditangkap
dan dibawa ke kantor camat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu,”
jelas Muhammad yang di amini M Hatta selaku kades Samili.
Pembersihan sampah yang
dilakukan Camat Woha itu, di ikuti juga Kasi Kessos, Irfan. S.Sos, Ketua
Kelompok Tani, ketua P3A dari desa Samili, Kalampa, Rabakodo, Dadibou,
dan Penapali serta UPT PU Kecamatan Woha. (Orys)
No comments:
Post a Comment