Pintu air yang di pasang di So Lampasa Desa Cenggu Kecamatan Belo,
jebol sehingga tak berfungsi. Pintu air itu di tinggalkan oleh kontraktor
sebulan yang lalu, yang unik lagi bahwa pembangunan pintu air itu tak di
ketahui oleh petani maupun pemerintah desa.
Kepala urusan Pembangunan Desa Cenggu, Syafrudin mengatakan curah hujan
yang cukup tinggi dan waktu turunnya juga cukup lama sekitar 6 jam yang di
mulai sejak pukul 15,15 Wita sampai pukul 20,15 Wita pada Hari Kamis
(5/1) menyebabkan debet air sungai sangat besar. Saking lamanya turun
hujan itu, menyebabkan banjir. So Lampasa tergenang air, padi sudah berumur 25
hari tak terlihat karena terendam banjir. “Tanaman padi di So Lampasa dengang luasnya
mencapai 26 ha, tak kelihatan padi yang terlihat hanya air banjir. Bahkan
pemukiman wargapun ikut terendam,” urai Syafrudin, Jum’at (6/1) di Lampasa.
Lanjutnya, selain La Mpasa ada juga lahan yang lain seperti di So La Sangga
seluas 16 ha, So La Mboto seluas 6 ha, So La Kawangge luas 2 ha, dan So La Ira
seluas 10 ha serta So La Sarae seluas 16 ha. Menurutnya, curah hujan agak
tinggi baru pertama kali akibatnya sudah cukup luas lahan padi yang sudah jadi
korban. Disamping itu, yang menjadi pertanyaan para petani yang ada So La Mpasa
adalah pembangunan pintu air. “Pembangunan Pintu air itu, tak satupun petani
yang tahu siapa pelaksananya. Satu sisi pemerintah menggalakan gotong royong,
tak pernah memperdayakan kelompok tani yang ada,” Tanya Syafruddin.
Dengan jebolnya pintu air itu, diharapkan agar pemerintah lebih khususnya
Dinas Pekerjaan Umum agar perintahkan pelaksana proyek untuk segera memperbaiki
agar tidak merugikan petani. Selain itu, penggalian parit sepanjang
pinggir jalan di La Mpasa menimbulkan polemik. Penggaliannya paritnya agak
rendah dari sungai, sehingga kalau air sungai cukup besar maka akan kembali
mengalir dan menggenangi sawah. Kan lucu, parit lebih rendah dari sungai.
Hujan yang turun pada kamis (5/1) lalu sangat besar, sehingga menggenangi
So Lampasa dan juga pemukiman warga Cenggu yang ada di RT 5, 6, 8,9, 13 dan 14.
Pemukiman penduduk di 6 Rt itu, kini jadi becek akibat lumpur yang di
tinggalkan banjir. “Kami berharap agar pemerintah memperhatikan kondisi
pemukiman warga dan mengingatkan kontraktor agar mau bertanggungjawab atas
jebolnya pintu air di So La Mpasa,” harap Syafruddin. (Jompa)
No comments:
Post a Comment