Talud selesai di bangun sekitar sebulan lalu, kembali roboh. Talud
dibangun dengan panjang 50 meter dengan ketinggiannya 5 meter di desa Kuta
Kecamatan Lambitu, kini tersisa 5 meter. Di duga, Talud itu di kerjakan oknum
pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima.
Kepala Desa Kuta, Drs Jumhur Fadil mengatakan talud di bangun untuk
menahan tebing sepanjang 50 meter berlokasi di sekitar kediaman Kades. Bulan
Desember lalu, roboh 35 meter, kini bertambah panjang sampai 45 meter dan yang
masih utuh hanya 5 meter, pekerjaannya patut di sayangkan. Talud itu, masih
bagus dan kuat dibikin dengan menyusun batu tanpa menggunakan semen. “Saya
selaku Kades sangat menyayangkan terhadap kontraktor yang tak bermoral. Bangun
talud asal asalan tanpa memandang kualitas pekerjaan, belum berumur sebulan
sudah roboh,” kesal Fadil.
Lanjutnya, material yang menghalangi parit akibat tertimbun waktu roboh
pertama kali sudah di bersihkan oleh kelompok tani secara gotong royong, dua
hari yang lalu. Namun sekarang, kembali tertimbun oleh longsoran yang kedua
kalinya. Kondisi yang demikian, jelas Fadil, sangat mengganggu para petani.
Satu sisi, petani mikirkan pengairan lahan yang akan di tanam padi. Di
sisi lain, mikirkan upaya gotong royong untuk mengeluarkan kerikil yang masuk
ke irigasi. Akibatnya, aliran air di irigasi itu terganggu.
Yang lebih di sayangkan, pekerjaan talud itu kontraktornya tidak di ketahui
oleh pihak pemerintah desa. Kontraktornya masuk dengan memperlihatkan
muka dan pulang memperlihatkan punggung, tinggalkan masalah dan akan menjadi
bumerang bagi kades. Oleh karena itu, ke depan di harapkan agar setiap
kontraktor yang masuk ke desa harus ijin dari pemerintah desa. “kami berharap
agar setiap pembangunan yang masuk desa harus sepengetahuan kades ataupun
pemerintah desa, agar tidak saling curigai antar sesame,” harap fadil.
Sedangkan M Yamin warga Desa Kuta mendesak agar Kepala Dinas Pekerjaan Umum
kabupaten Bima agar mengingatkan kontraktor pelaksanan talud di Desa Kuta yang
kini sudah jebol agar segera di perbaiki. Kalau tidak, akan mengganggu irigasi
para petani. Bahkan bisa jadi, para petani akan turun untuk melakukan aksi
menuntut pertanggungjawaban pelaksana. “Yang jelas di minta agar kadis PU harus
bertanggungjawab, masa sih talud berumur sebulan sudah roboh. Bagaimana cara
menyampur bahan, akan lebih bagus kalau di pakai susun batu secara tradisional,”
ancam Yamin, (Orys)
No comments:
Post a Comment