Curah hujan cukup besar dan lama mengguyur wilayah Kecamatan Belo kamis
(5/1) lalu, sejumlah sekolah yang ada di Cenggu tergenang air setinggi paha
orang dewasa, selain itu pula lumpur setebal 5 centimeter. Sehingga siswa di
pulangkan untuk belajar di rumah.
Akibat curah hujan itu, tanggul sungai yang ada di sebelah selatan RT 02
Desa Cenggu atau di sebelah selatan lapangan Hijau desa cenggu jebol. Hujan
mulai mengguyur sejak pukul 15.15 dan berakhir pukul 20.15 Wita, “Akibat
jebolnya tanggul sungai, maka air meluap dan menggenangi sekolah ini. Di satu
sisi, parit yang ada di sebelah utara sekolah ini sangat sempit,” ujar Muhammad
Taslim selaku kasek SMAN 1 Belo.
Banjir mulai masuk ke sekolah ini sekitar pukul 20.30 Wita, diketahuinya
hal itu karena mendapatkan telepon dari salah satu wakasek yang tinggal di
Cenggu. Saat itu juga dirinya datang ke sekolah, dan melihat langsung banjir
masuk ke sekolah. Namun tidak bisa berbuat, pada awalnya air banjir
mencapai ketinggian paha orang dewasa. Namun Jum’at pagi sudah
menurun hingga setinggi betis. Tidak hanya itu, katanya, lumpur yang tersisa di
ruang kelas tebalnya mencapai 5 sentimeter. “karena kondisi ruang kelas yang
demikian, saya anjurkan siswa untuk belajar di rumah. Yang tidak boleh pulang
adalah pengurus osis, guru dan pegawai untuk kerja bakti membersihkan lumpur,”
urai Taslim.
Akibat genangan banjir itu, daun pintu, meja dan kursi yang terbuat dari
tripleks rusak. Namun dirinya bersyukur, tidak ada sarana sekolah yang dari
elektronik seperti computer yang rusak. Hal itu bisa aman, karena malamnya di
evakuasi oleh beberapa orang guru yang berdomisili di sekitar Cenggu.
Untuk tidak terjadi lagi hal yang demikian, menurutnya, pemerintah daerah
harus memperkuar tebing sungai dengan sistim bronjong. Sedangkan pihak sekolah
akan membuat parit yang lebih besar, hal itu bukan untuk menghindari banjir
namun untuk mengurangi ataupun mengatasi genangan air di sekolah. “Kami pihak
sekolah akan menggali parit di sebelah utara sekolah dan akan di buang ke
sungai, dan pemerintah bantu dengan memperkuat tanggul sungai Cenggu. Musibah
seperti ini, setiap tahun di alami oleh kami,” pinta Taslim.
Selain SMA 1 Belo, banjir juga menggenanggi SMPN 2 Belo. Di dalam kelas,
meninggalkan lumpur setebal 5 cm. sehingga siswa tidak bisa melangsungkan
kegiatan belajar mengajar, semua melibatkan diri untuk membersihkan ruang kelas
masing masing. Sedangkan di SMAN 1 Woha, banjir mengenanggi 20 ruang kelas yang
ada di sekolah itu. “semua ruang belajar tergenang, lumpur tebalnya mencapai 2
sampai 3 centimeter. Sangat mengganggu anak siswa, sehingga kami pulangkan untuk
belajar di rumah saja,” tandas Drs Abubakar selaku kasek. (Jompa)
No comments:
Post a Comment