Masita, Pewaris usaha Mie 'Sao Mie' |
Pecinta kuliner di Seantero Bima dan Dompu,
mungkin tak asing dengar ‘Mie Sao’. Mie ayam yang terkenal sejak era 70-an
masakan lelaki berdarah China
ini memiliki khas tersendiri jika disantap. Kendati lelaki si pembuat Mie
bernama Yasin ini telah wafat dua puluhan tahun silam, namun Mie Ayam yang
dikenal dengan sebutan Mie Sao ini masih manjadi idola para penikmat mie ayam.
Saat ini, Nurmasita atau yang akrab disapa
Sita adalah putri almarhum yang mewarisi profesi Sang Bapak. Bumbu alami
racikan almarhum untuk mie ayam ‘Mie Sao’ sedikitpun tak dilupakannya.
Sehingga, bagi penikmat mie ayam seolah menyantap masakan almarhum ketika
mengecap suguhan Mie Sao yang kini dijajakan di pasar kuliner Ina Hami yang berlokasi di Desa
Tente Kecamatan Woha itu. Bupati Bima H.Ferry Zulkarnain, ST dan
keluarga didampingi Wakil Bupati Bupati Bima dan beberapa pejabat, sengaja
mengunjungi pasar kuliner yang baru diresmikan beberapa hari lalu itu untuk
mengecap Mi Sao yang terkenal tersebut. Orang nomor satu di Kabupaten Bima itu
pun mengakui jika Mie Ayam Sao yang disantapnya saat itu persis seperti yang
dinikmatinya sejak dia muda dulu.
“Terakhir saya makan Mie Sao, tiga puluhan
tahun silam dan baru sekarang saya rasakan lagi. Rasanya masih persis seperti
masakan almarhum. Dulu Ayah saya juga paling suka makan Mie Sao. Kalau lagi
jalan-jalan ke Tente dulu itu, pasti kami mampir di Sao Mie,” kata Ferry
bercerita kepada Wakil Bupati dan para pejabat yang hadir saat itu.
Selain orang nomor satu di Kabupaten Bima,
Mie Sao juga menjadi incaran warga lain di Bima. Mie Ayam ‘Sao Mie’ juga
dianggap satu-satunya Mie Ayam dengan rasanya yang khas dan tidak ditemui di
tempat lain. Selain itu, harganya juga terjangkau, yakni Rp10 ribu/mangkok.
Adalah Zulkarnain Gaffar, warga Desa Naru
Kecamatan Woha yang memuji masakan Mie Ayam ‘Sao Mie’. Kata ponakan DR. Affan
Gaffar ini, aroma dan rasanya masih saja terasa sama dengan waktu 20-an tahun
silam ketika pertama kali dia cicipi Mie Sao. “Cita rasa ini harus
dipertahankan. Bila perlu harus dipromosi secara luas keberadaan Mie Sao ini,”
kata Zul. Sementara Masita, penjual Mie Ayam ‘Sao Mie’, mengaku bangga dengan
usaha tersebut sebagai usaha keluarga. “Usaha keluarga tentunya identik dengan
resep keluarga. Aromanya boleh tercium ke mana-mana, tapi resepnya tidak boleh
tersiar keluar pintu dapur,” canda Masita. [Mus]
No comments:
Post a Comment