Nazamuddin (tengah dengan kacamata)
berpose bersama murid-muridnya
|
Woha, 25 November 2013
Tanggal
25 Oktober mestinya akan menjadi hari yang paling membahagiakan bagi segenap
guru SMA Negeri 1 Woha. Karena rencananya akan ada beragam atraksi dan hiburan
menarik lainnya yang telah dipersiapkan oleh puluhan siswanya sebagai bentuk
apresiasi dan persembahan mereka terhadap guru-gurunya. Tapi sayang, hari bahagia dan khidmat yang
sedang berlangsung tersebut berubah menjadi hari yang memprihatinkan akibat
onar yang diterbitkan oleh salah seorang muridnya yang berulah layaknya seorang
cowboy.
Kejadian
bermula pada pukul 10.30 waktu setempat, ketika sebagian besar murid dan guru
sedang dipusatkan di lapangan sekolah untuk menonton berbagai atraksi seperti
yang telah direncanakan sebelumnya. Pada saat mempersiapkan atraksi tersebut
Nazamuddin, Wakasek Sarpras yang sedang memantau lingkungan sekolah melihat Ari Nandrawan
bersama temannya yang terlihat memanggul tas datang berkendara memasuki halaman
sekolah. Mereka turun dari motor dan hendak melangkah ke arah kerumunan di
lapangan. Nazamuddin yang melihat penampilan Ari yang ugal-ugalan langsung
mencegat dan menegur Ari yang lantas ditempelengnya satu kali. Sikap Ari yang
memberontak membuat Nazamuddin kembali melayangkan tempelengan yang kedua namun
dihindari Ari.
Tidak
terima ditempeleng gurunya, Ari yang sudah duduk di bangku kelas XII itu
kemudian berlari-lari mencari temannya yang sejak kejadian tadi melihat gelagat
buruk sudah menghindar dan sembunyi. Setelah mendapati temannya, Ari langsung
merampas tas yang dipanggul temannya dan mengeluarkan sepucuk pistol rakitan di
hadapan banyak ibu gurunya yang sedang duduk di deretan bangku sepanjang lorong
sekolah. Diacung todong dengan pistol rakitan tanpa kunci pengaman dalam jarak
1.5 meter, sontak membuat mereka berteriak kaget dan berhamburan ketakutan. Ada
yang sampai pingsan dan menangis histeris.
Mendengar
keributan tersebut, guru-gurupun datang berlarian mendatangi lorong dan tidak
kurang tercengangnya mendapati kejadian itu. Dengan sigap, Junada salah seorang
guru lompat memeluk Ari dan Suherman, seorang guru lainnya merebut paksa pistol
rakitan dari tangan Ari.
Kejadian
yang menggemparkan itupun akhirnya dilaporkan ke Polsek Woha yang kebetulan
berkantor di depan sekolah kejadian. Tak lama kemudian petugas dari polsek
datang mengamankan Ari beserta barang bukti yang didapat di tempat kejadian,
berupa sepucuk senjata api rakitan dan tas. Dikabarkan juga masih terdapat
sebilah pisau dalam tas tersebut. Menurut Najamuddin, Dari keterangan polisi
kemudian didapati bahwa pistol rakitan bercat hijau yang diacungkan Ari berisi
3 butir peluru. Dan saat dirampas dari tangan Ari, ternyata pistol sudah dalam
keadaan terkokang. Untung menurut keterangan polisi, meski meninggalkan trauma
tapi tidak sampai menimbulkan korban luka. Pihak kepolisian sendiri akan terus
melakukan investigasi terkait kepemilikan senjata api dan motif membawa senjata
api tersebut.
Menurut
Nazamuddin, ia tidak dapat lagi menahan sabarnya melihat penampilan Ari yang
tidak layak sebagai seorang siswa. “Kita sudah seringkali menegur dia (Ari,
Red) agar berpakaian dan berpenampilan yang layak. Tapi tidak pernah dia
gubris. Saya merasa harga diri sekolah dan martabat guru seperti diinjak-injak
oleh dia. Jadi terpaksa saya tempeleng” sesal Nazamuddin. Tentang berpenampilan
ugal-ugalan, Nazamuddin menggambarkan bahwa Ari kerap hadir di sekolah dengan
anting-anting sampai berderet empat di telinganya dan tiap kali ditegur selalu
memberontak.
Pihak
sekolah sangat menyayangkan ulah cowboy Ari tersebut, dan kelanjutan kasus akan
ditangani sepenuhnya oleh pihak berwajib sebagai kriminal murni. Hanya saja
pihak sekolah menurut Nazamuddin akan tetap berusaha membebaskan Ari dari
tuntutan-tuntutan yang berat. “Betapapun juga, Ari masih menjadi murid kami.
Mau dikemanakan kasih sayang dan kecintaan serta bentuk tanggung jawab kami
terhadap Ari. kami akan berjuang membebaskannya. Tapi sekali lagi kami hanya
bisa berusaha, karena ini kriminal murni akan bergantung pada tuntutan Jaksa
nantinya” Jelas Nazamuddin.
Akibat kejadian tersebut pihak sekolah berencana ke
depannya akan lebih ketat mengadakan sweeping, khususnya terhadap murid-murid
yang memiliki catatan buruk. [Mus/Zul]
No comments:
Post a Comment