Ilustrasi |
Warga Dusun Tani Mulya Desa Naru Kecamatan Woha
boleh jadi tidak harus khawatir lagi dengan mahalnya biaya penyewaan terop pada
tiap kali mereka menggelar berbagai hajatannya atau acara kegiatan lain yang
membutuhkan tenda.
Seandainya rencana pengadaan terop secara swadaya
oleh warga berjalan lancar, maka boleh jadi pula warga tidak khawatir lagi
dengan banyaknya tenaga yang mesti dibuang untuk bergotong royong ketika tidak
berkecukupan menyewa terop dan harus membangun tenda hajatan sederhana dari
terpal bertiang bambu yang kadang bocor di sana sini ketika hujan dengan suara
kelepakannya yang mengganggu ketika diterpa angin. Kesannya kampungan dan
begitu melarat.
Adalah rahasia umum bagi warga kampung bahwa tenda
hajatan terkadang merupakan label yang tidak bertulis dari status seseorang.
Arti kasarnya adalah hanya orang dengan status sosial relatif tinggi
berkemampuan ekonomi relatif besar yang mampu mendirikan tenda hajatan dari
penyewaan terop.
Tetapi betapapun sekarang setiap warga Dusun Tani
Mulya yang nota bene paling miskin sekalipun boleh bertepuk dada karena bisa
merasakan nuansa ‘kemewahan’ terop manakala menggelar hajatan khususnya hajatan
pernikahan yang memang paling sering digelar warga dan memang memerlukan kemeriahan
ekstra.
Sudah sejak September lalu warga dusun tani mulya
secara swadaya telah berusaha membangun terop yang mereka namai Terop Umum
Swadaya (TUS). Hanya saja sayangnya TUS tersebut baru mampu diwujudkan seluas 4
lokal.
Menurut Muhdin, Kepala Dusun Tani Mulya kepada
Jompa Mbojo (11/11 2013), idealnya terop yang harus diadakan minimal seluas 10
lokal baru bisa menampung semua undangan.
“Kalau kita pikir dengan rata-rata jumlah undangan
(pernikahan, red) yang tidak kurang dari 1.000 orang, harusnya 4 lokal itu
masih terlalu sedikit. Tapi mau kita bilang apa? Pengadaannya butuh biaya yang
tidak sedikit juga, sedangkan kemampuan swadaya warga itu terbatas. Terpaksa
kita tambal dengan terpal dan tiang bambu lagi” keluh Muhdin.
Tapi meski baru 4 lokal, warga Dusun Tani Mulya
mengaku sangat terbantu. Sebut saja Syafruddin yang baru-baru ini melangsungkan acara pernikahan anaknya,
secara keseluruhan merasa sangat diringankan baik dari segi biaya maupun
tenaga.
Menyinggung masalah biaya pengadaan, Muhdin mengklaim
sudah menghabiskan dana lebih dari 3.5 juta untuk 4 lokal terop tersebut.
Dimana dana tersebut didapatkan dari sumbangan seala kadarnya warga Dusun Tani
Mulya sendiri dan dari beberapa orang donator perorangan di luar dusun.
Sementara menyangkut biaya selama pemakaian terop oleh warga, masih menurut
Muhdin bahwa terop tersebut tidak bertarif tetapi juga tidak menutup peti
sumbangan jika ada warga yang bekecukupan memberikan semacam kontribusi sekedar
untuk biaya perawatan terop.
Untuk ke depannya, Muhdin berharap akan adanya
bantuan dana dari pihak manapun terlebih dari Pemerintah Daerah demi
terealisasinya 10 lokal terop dimaksud.
“Kalau Pemda mau ini adalah bantuan dana yang
efektif, bisnis terop lagi trend sekarang. Itu tandanya karena masyarakat
membutuhkan terop” tandas Muhdin [Mus]
No comments:
Post a Comment