Nur Wasillah |
Infeksi
akut saluran pernapasan bagian atas atau yang biasa dikenal dengan ISPA, masih
menduduki tempat teratas dalam deretan penyakit yang sering diderita pasien di
Puskesmas Woha dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini.
Nur
Wasilah, salah satu staf di Puskesmas Woha pada Senin (2/12) mengatakan, jika turun
peringkat, ISPA tidak pernah keluar dari 3 besar laporan bulanannya. Rata-rata
penderita ISPA dalam tiap bulan tidak kurang dari 300 orang. Untungnya, kata Nur,
sebagian besar dari ISPA yang diderita pasien masih bersifat ringan karena
belum berlanjut menjadi pneumonia
(radang paru, Red). Nur memuji kesigapan ibu-ibu di Kecamatan Woha dalam
menanggapi ISPA yang menjangkiti anak-anak mereka.
“ISPA
kerap diderita oleh balita. Jika orang tuanya terlambat mengobati maka akan
menjadi pneumonia. Apalagi kalau balita kurang cakupan gizinya. Pneumonia bisa
menjadi pembunuh yang tidak kalah dengan TBC” Jelas Nur.
Secara
umum, menurut Nur, virus dan bakteri yang menumpang pada pencemaran udara
berupa debu di Woha masih merupakan penyebab utama ISPA. Dia kerap mengingatkan
orang tua pasien agar tidak menggendong balita di depan jalan.
Menyinggung
penyakit lainnya yang biasa menyerang di musim hujan. Nur menyatakan diare
masih menjadi momok di musim hujan. Sanitasi yang buruk, khususnya di
lingkungan keluarga diduga berandil besar menyebarkan diare.
Mengantisipasi
penyakit diare jelang musim hujan tahun ini, pihak Puskesmas Woha menurut Nur
sudah jauh-jauh hari menjalankan program abatesasi dan kaporisasi. “Sejak akhir
November kemarin kita sudah mengerahkan kader-kader psoyandu untuk membagikan
kaporit kepada warga. Kaporit itu untuk menjaga sanitasi sumur dan tempat
penampungan air warga” aku Nur kepada Jompa Mbojo [Zul]
No comments:
Post a Comment