Kepala SMAN 1 Bolo, Saidin, M.Pd |
Sederhana
dan elegan, itulah kesan awal yang tertangkap saat berjumpa dengan Saidin, MPd. Ia
adalah sosok yang lugas dan tegas. Kecerdasannya makin nampak seiring waktu
berbincang dengannya, kata demi kata mengalir lancar dari bibir pria kelahiran
Desa Tambe Kecamatan Bolo 41 tahun silam ini. Banyak hal yang ia ungkapkan
ketika diwawancarai di Kantornya, baru-baru ini. Mulai dari karir hingga
keluarga.
Sejak 60
hari pasca ia ditugaskan di SMAN 1 Bolo,
banyak hal yang telah ia upayakan untuk kemajuan sekolah yang kini ia pimpin.
Selain mengupayakan perubahan fisik sarana dan prasarana penunjang KBM, ia juga
telah menelurkan berbagai program berbasis khusus dan pembinaan materi lomba
serta olimpiade. Secara merendah, ia mengaku, program yang telah diselesaikannya
pasca memimpin sekolah tersebut memang belum seberapa jika dibanding dengan
pendahulunya.
Namun, minimal
ia hadir menyempurnakan Program Kepala Sekolah sebelumnya yang ia pikir layak
untuk dioptimalkan. Seperti menyempurnakan Strukktur Managemen Sekolah,
admistrasi dan pelaporan, serta Administrasi Kurikulum. Termasuk melengkapi
seluruh Perangkat Belajar bagi guru dan siswa. “Apapun akan kami lakukan untuk
menunjang kemajuan sekolah ini dan dunia pendidikan khususnya, guna mencetak
guru dan siswa yang cerdas, kreatif dan berkarakter tinggi.” Tegas Alumni
Universitas Negeri Makasar ini.
Menurut
Master Pendidikan jebolan Universitas Adi Buana Surabaya tersebut. Untuk
menunjang potensi, bakat, minat dan potensi serta kemampuan siswa, dirinya
harus berani berinovasi. Beberapa langkah konkrit yang telah dilakukannya
adalah, membentuk Tim Manejemen Mutu (TMM) dari Guru Pembina Mata Pelajaran
Berbasis Kompetensi (MPBK) yang salah satunya ia sebut dengan Program English
Area.
Program
ini telah dirancang dan disusun dengan baik oleh timnya. Ia mengaku telah dipersiapkan segala perangkat pendukung, seperti
Perangkat Kurikulum, Kamus Kalimat dan Areal Khusus untuk Kawasan
Wajib Berbahasa Inggris (English
Area). “Apabila siswa berada dalam kawasan tersebut, wajib hukumnya berbahasa
inggris, baik komunikasi biasa atau saat
menerima Materi Pembelajaran harus berbahasa inggris. Tidak boleh menggunakan Bahasa
Indonesia, apalagi Bahasa Ibu,”. Tegasnya.
Menurut
Saidin, English Area tidak serta merta muncul begitu saja. Tapi dipilihnya
program tersebut didasarkan atas hasil evaluasi dan perkembangan siswa. Juga,
berdasarkan hasil analisa terhadap
potensi siswa dan tingginya minat siswa yang mendaftarkan diri untuk menjadi
anggota English area. Berdasarkan fakta-fakta
yang ada tersebut akhirnya TMM memutuskan Program English Area secepatnya harus
dijalankan.
“Selain
untuk peningkatan kemampuan dan kompetensi berbahasa inggris bagi siswa juga
dalam rangka mempersiapkan sedini mungkin calon-calon juara saat mengahadapi
ivent lomba dan olimpiade baik ditingkat lokal, Regional hingga tingkat
nasional,”. Ujarnya.
Diakui
Saidin, dengan adanya program ini bukan berarti program-program lainnya akan
dianak-tirikan oleh pihaknya. Tapi, seluruh program yang telah direncanakan
harus sejalan dan seimbang agar mata pelajaran lainnya tidak tertinggal. Semuanya
akan berjalan sesuai potensi yang dimiliki siswa. Mereka tinggal menentukan
mata pelajaran apa yang sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minat masing-masing.
Semua
materi pelajaran yang masuk kategori Ujian Nasional akan digodok dan
dikembangkan melalui pembinaan yang
intensif oleh tim guru yang dibentuk. “Semua program yang dijalankan bukan
hasil kerja sendiri, tapi berkat kerja sama dan kerja bersama-sama yang baik
dari seluruh komponen guru yang ada,” imbuhnya.
No comments:
Post a Comment