Transformasi website Kampung Media NTB
menjadi sebuah portal informasi terbuka dianggap oleh Mustamin, S.Pt bukan
hanya sebagai angin surga penyebaran informasi oleh warga. Menurut salah
seorang anggota KM Jompa Mbojo ini, lebih dari itu, Portal Terbuka ini harusnya
bisa menjadi situs ‘Harta Karun’ bagi dunia pendidikan.
“Portal Terbuka ini bukan hanya mendidik,
tapi bisa juga dijadikan sebagai sarana pendidikan yang sangat efisien. Baik di
Tingkat SMP maupun SMA,” tandasnya, ketika Jompa Mbojo menggelar diskusi
internal dengan ‘meminjam’ Kantor Panwaslu Kabupaten Bima, Jum’at (31/01).
Mustamin, yang juga merupakan seorang guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMPN 3 Woha ini menyebutkan.
Sekurang-kurangnya ada dua Mata Pelajaran yang bisa saling bersinergi
memanfaatkan Portal ini sebagai media pembelajaran. Yaitu TIK dan Bahasa
Indonesia.
Relevansinya dengan TIK sangat konkruen. Ada materi pembelajaran
menyangkut Akses Internet. Maka, menurutnya Portal ini bisa dijadikan sebagai
salah satu alternatif ketika memperagakan cara akses situs informasi dan
mengelola informasi di internet. Sekaligus juga menjadi bahan peraga bagaimana
cara Sign Up (mendaftar) di sebuah website yang memerlukan Akun. “Saya
membayangkan satu kelas mempunyai satu akun kolektif di portal ini,” katanya.
Kenapa Portal Terbuka ini bisa menjadi
istimewa bagi para murid?
Mustamin merunut pada aspek kewilayahan
yang sejalan dengan konsep muatan local yang merupakan pilar kurikulum dewasa
ini. “Portal ini memuat peristiwa yang terjadi dan informasi yang terdapat di
sekitar lingkungan para murid. Ini pasti bisa mendongkrak minat belajar mereka,
dan menanamkan kebanggaan akan daerahnya di hati mereka.” Paparnya lebih
lanjut.
Sedangkan untuk Bahasa Indonesia, Mustamin
mengambil contoh materi pembelajaran tentang mengarang. Ia yakin akan efektif,
jika guru ketika menugaskan membuat karangan, maka murid-muridnya
diprioritaskan untuk menulis sesuatu yang temanya informatif, tentang apa saja
yang menarik perhatian mereka.
Lantas Mustamin melanjutkan, hasil dari
tugas menulis Bahasa Indonesia itu nantinya bisa dipakai oleh guru TIK untuk
belajar ngetik murid-muridnya ketika mempraktikkan penggunaan Software pengolah
huruf. Yang nantinya murid-murid itu akan melanjutkan dengan belajar memposting
sendiri hasil tulisannya di portal melalui akun kolektif yang sebelumnya telah
didaftar.
“Semua proses pembelajaran itu tidak ada
yang keluar dari gerbong kurikulum. Murid-murid jadi bersemangat belajar
mengarang di Bahasa Indonesia,
karena mereka termotivasi dengan akan terpostingnya hasil karangan
masing-masing di pelajaran TIK. Saya pikir ini patut dipertimbangkan oleh
rekan-rekan guru terkait,” harapnya. [Bim]
No comments:
Post a Comment