text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Di Balik Ungkapan “Kalemboade” (Ungkapan “Idiom” Kalembo Ade)
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Monday 6 June 2011

Di Balik Ungkapan “Kalemboade” (Ungkapan “Idiom” Kalembo Ade)


Usman D Ganggang

Seperti dalam Bahasa Indonesia, ungkapan sering terbentuk dari berbagai unsur. Bahasa Bima pun demikian, katakan saja , idiom atau ungkapan yang terbentuk dari unsur bagaian tubuh manusia, misalnya: jatuh hati  (Bahasa Indonesia) sedangkan  dalam Bahasa Bima, kata jatuh hati itu adalah mabu ade buah hati  (Bahasa Indonesia) sedangkan dalam Bahasa Bimanya adalah : do’u ne’e; dan masih ada lagi contoh lain seperti ungkapan dari unsur indera: mandi basah (Bahasa Indonesia) sedangkan bahasa Bima : ndeu raso.

Bagaimana ungkapan kalembode itu sendiri ? Entah sejak kapan, ungkapan  kalemboade  digunakan masyarakat Mbojo (Bima), kurang tahu,  penulis. Tapi yang jelas, ungkapan  kalemboade  selalu mewarnai  kegiatan alur berkomunikasi dalam keseharian warga Dou Mbojo (orang Bima). Frekuensi penggunaannya pun , boleh dikatakan, tiada hari tanpa ada ungkapan  kalemboade , bahkan tiada jam tanpa ada kalemboade.

Sekedar contoh, ketika kita makan makanan yang amat lengkap :  empat sehat lima sempurna sekalipun, penyuguh makanan selalu mengawali kegiatan  makan, dengan  mengatakan, “Kalemboade makan apa adanya”(= kalemboade ngaha wati tantu nde atau ngaha be ma  wara) . Di sini, maknanya adalah merendahkan diri (litotes).
Iya, apalagi kalau makanan yang disuguhkan misalnya kurang memenuhi menu yang diharapkan, ungkapan  kalemboade malah diulang-ulang diungkapkan. (1) “Kalemboade, ngaha hangga sa toi”(= makanan tersedia hanya sedikit). (2) Kalemboade, kalemboade ngaha be ma wara! Atau kalemboade, mboto kangampu ta, wati tantu ngaha re be poda ma wara. Artinya, banyak maaf karena makanan itu, apa adanya). Makna yang dikandung dalam dua kalimat di atas, berarti : memohon maaf, karena mungkin tidak kena salera.

Nah, kalemboade  itu  sendiri, apa sih artinya? Secara sederhana, dapat dikatakan maknanya:bersabar. Itu dipahami karena ungkapan itu terbentuk dari kata kalembo = sabar; ade = hati. Jadi,kalemboade artinya bersabar yang bermula dari keikhlasan hati –nurani . Namun demikian, dalam penerapannya oleh pengguna  nggahi Mbojo  ( bahasa Bima) justeru ungkapan kalemboademengandung  banyak makna.  Artinya, pemanfaatan ungkapan  kalemboade  bergantung pada situasi dan kondisi pengguna bahasa. Benar kata ahli bahasa, kata atau ungkapan belum punya arti,  jika belum dikontekskan. Artinya, kata atau ungkapan yang digunakan pemakai bahasa baru mempunyai artinya jika dirangkaikan dalam bentuk kalimat atau dirangkaikan dalam bentuk wacana.

Setelah diadakan penelitian sederhana, penulis menemukan sekian makna ungkapan kalemboade  itu. Dan ternyata, tafsiran  kita terhadap ungkapan kalemboade,  memang beragam maknanya. Untuk tidak sekedar  diperbincangkan, berikut ini, disajikan hasilnya, antara lain, sebagai berikut:
Pertama, kalemboade bermakna: tidak mudah putus-asa.  Ketika kita mengalami kesulitan, seperti kekurangan uang untuk membayar SPP, orang dekat dengan kita selalu menggunakan ungkapan,”Kalemboade  ari e, kata orang bijak, sabar akan menjadi subur”. Atau kalau seorang teman tertimpa musibah kematian, orang dekat dengannya selalu berungkapan, kalemboade setiap orang pasti mati. Dalam nggahi Mbojo: “Kalemboade,ari e,  aina ipi nangi, ndai ta manusia ke  di ma  made ntene” = “Tidak usah putus asa ( menangis) adik, karena kita manusia ini, semuanya mati!”
Kedua, kalemboade bermakna:  tidak tergesa-gesa. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak di antara kita  dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan cepat  selesai. Rasanya, kita tidak mau menyelesaikan sesuatu dengan sedikit demi sedikit. Iya, akibatnya, hasilnya kurang memuaskan. Kepada orang yang berkerja dengan  tergesa – gesa itu, disarankan oleh orang lain dengan ungkapan,  “Kalemboade  teman,  kita tidak bisa menanrgetkan suatu pekerjaan dalam tempo yang singkat”. Di sini artinya, jangan tergesa dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.
NggahiMojo,”Kalemboade lenga e, ai  na ipi hura-hara krawi e, nari – nari mpa!”Artinya, Jangan terlalu terburu – buru (hura – hara) teman, pelan – pelan saja !”

Ketiga, kalemboade bermakna : teliti dan tekun.Dalam hal belajar misalnya, kita disarankan agar selalu memperhatikan dan memahami sepenuhnya tentang apa yang kita pelajari. Belajar tidak setengah – setengah, atau sepotong – sepotong. Belajar harus sepenuh  hati.  Oleh karena itu, biasanya orang dekat kita mengatakan,” Kalemboade ari belajar itu butuh  kerja ekstra keras. Dalamnggahi Mbojo,”Kalemboade ari e, tanao ka poda ade. Artinya, belajar lebih giat lagi!
Keempat, kalemboade bermakna jengkel atau marah.Ketika kita menagih utang kepada teman, kemudian teman kita selalu menunda – nunda pembayarannya, maka terkadang kesabaran kita ada batasnya.  Maka tanpa disadari emosional kita meledak dalam seketika. Kalemboade ya, sambil menunjuk –tunjuk jemari kita di depan mata seseorang. Dalam nggahi Mbojo,”Kalemboade , cina e, ndaim k e ke susah podaku, nahu  ke, nggee nggongga nahu ke senai – naiku!
Artinya, Banyak maaf teman, setiap hari  saya  datang, hanya untuk mendengarkan ocehan kesabaran kamu!”

Kelima, kalemboade bermakna: merendahkan diri. Pada waktu kita menyuguhkan sesuatu kepada teman , katakan saja memberikan hadiah yang mahal harganya, tapi justeru kita mengatakankalemboade hanya itu yang bisa kita berikan. Jauh dari lubuk hati si penerima mengatakan wah…, sudah bagus apalagi mahal harganya malah dikatakan kalemboade. Di sini dipentingkan adalah untuk merendahkan diri .
Dalam nggahiMbojo, kita temukan ungkapan,”Kalemboade, ake mpa ma wara!” Artinya, Banyak maaf, ini saja yang ada dari kami!”

Keenam, kalemboade bermakna:  mohon maaf. Dalam keseharian, kita terkadang terlambat datang pada suatu pertemuan. Oleh karena itu,  kita selalu meminta maaf atas keterlambatan kita. Dalamnggahi Mbojo, biasanya diungkapkan demikian,” Kalemboade, mada wara sengiri ke “, = Banyak maaf saya agak terlambat.
 Ketujuh, kalemboade bermakna: tegur – sapa. Tegur – menegur adalah pola komunikasi yang sangat bermanfaat bagi sesama, begitupun di Bima, tegur – sapa ini digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Misalnya, “Kalemboade, ampo ja eda angi Kamana e.Artinya, “Banyak maaf kita ini baru bertemu”.

Penutup
Menyumbang kata atau istilah serta ungkapan demi pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Bagaimanapun juga, bahasa Indonesia secara historis berasal dari Bahasa Melayu (BM) ditambah dengan Bahasa daerah (BD)  serta masukan Bahasa Asing (BA). Nah, Bahasa Bima (BB) merupakan salah satu Bahasa Daerah ( BD)  yang berada di negeri ini, mengapa kita tidak berusaha mengangkat beberapa kata atau ungkapan demi kemajuan Bahasa Indonesia? Iya, menjadi tugas kita semua  warga Dou Mbojo (orang Mbojo/Bima), baik yang berada di Bima maupun di luar Bima, untuk mencari makna lain di balik ungkapan kata – kata nggahi Mbojo dan salah satunya adalah kalemboade. Penulis yakin, masih banyak makna lain yang perlu diungkapkan dari ungkapan kalemboade.Dan ini merupakan PR untuk warga Dou Mbojo, siapa lagi kalau bukan kita sebagai pemilik ungkapan kalemboade?
*) Penulis kelahiran NTT, kini berdomisili di Kota Kesultanan Bima-NTB.
Sumber: Wawancara bersama: Drs. H. Yusuf HM. Said, Drs.Dahlan, MA ;  dan M.Ruslan, SH.M.Si

No comments:

Post a Comment