text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Di Balik Ungkapan “Kalemboade” (Pendahuluan)
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Monday 6 June 2011

Di Balik Ungkapan “Kalemboade” (Pendahuluan)


Usman D Ganggang

Dalam kehidupan sehari – hari, pemakaian bahasa oleh pengguna bahasa tidak terlepas dari situasi berbahasa. Maksudnya, demikian  Tarigan dalam bukunya berjudul Pendidikan Bahasa Indonesia (1992: 551), adalah perkataan yang kita ucapkan harus dapat menyampaikan gagasan yang akan kita ungkapkan. Kadang – kadang pengungkapan itu tidak secara langsung, melainkan dengan menggunakan bahasa – bahasa kias sehingga unsur bahasa yang terdapat dalam rangkaian kalimat itu tidak lagi ditafsirkan dengan makna unsur – unsur yang membentuk kalimat itu. Di sini, baik pembicara  atau penyampai pesan (= komunikator) maupun penerima pesan atau pendengar (= komunikan), harus mampu menggunakan  sekaligus menafsirkan diksi (= pilihan kata) yang terdapat dalam kalimat.
Selanjutnya, Tarigan menjelas, penggunaan bahasa yang demikian itu adalah pemakaian kata – kata dalam:  idiom, peribahasa, pemeo, atau majas.  Idiom sering disebut juga ungkapan. MenurutHarimurti Kridalaksana (1980) yang dikutip Tarigan, menjelaskan: (1)  idiom adalah konstruksi unsur – unsur yang saling memilih, masing – masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain. Contoh: sejalan dengan dalam kalimat: Sejalan dengan pemikiran Anda, saya berkesimpulan bahwa yang mencuri adalah tukang kebun di sebelah. (2) Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota- anggotanya. Contoh kambing hitam, dalam  kalimat: Dalam peristiwa itu,  HANSIP menjadi kambing hitam.


Berdasarkan unsur – unsur pembentuknya, idiom dapat berupa: (1) idiom yang terdiri dari bagian tubuh, misalnya: berat hati = kurang suka melakukan; jatuh hati = terkena asmara, cinta. (2) idiom yang terdiri dari kata indera. Contoh : kritik pedas =teguran yang keras; mandi basah = berbulan madu. (3) idiom yang terdiri dari nama warna. Contoh: lampu hijau = mendapat izin; jago merah = api; dan lain – lain.
Ungkapan seperti tersebut di atas, terdapat juga dalam Nggahi Mbojo atau Bahasa Bima (NB/BB). Salah satu dari sekian ungkapan itu, yang disajikan penulis kali ini adalah ungkapan kalemboade. Ungkapan ini sengaja diangkat bukan tanpa  alasan. Kalau dicermati dengan njelimet, maka ungkapankalemboade, sangat akrab digunakan pengguna  Nggahi Mbojo atau Bahasa Bima(NM/BB)). Bagaimana tidak? Dalam berkomunikasi, warga Dou Mbojo, selalu mengungkapkan ungkapan tersebut, boleh dikatakan  sebagai proses awal berkomunikasi, iya setiap awal pembicaraan selalu dimulai dengan kalemboade.

No comments:

Post a Comment