text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Curah Hujan Tinggi, SMA dan SMP di Cenggu Belo Tergenang
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Friday 6 January 2012

Curah Hujan Tinggi, SMA dan SMP di Cenggu Belo Tergenang


Curah hujan cukup besar dan lama mengguyur wilayah Kecamatan Belo kamis (5/1) lalu, sejumlah sekolah yang ada di Cenggu tergenang air setinggi paha orang dewasa, selain itu pula lumpur setebal 5 centimeter. Sehingga siswa di pulangkan untuk belajar di rumah.

Akibat curah hujan itu, tanggul sungai yang ada di sebelah selatan RT 02 Desa Cenggu atau di sebelah selatan lapangan Hijau desa cenggu jebol. Hujan mulai mengguyur sejak pukul 15.15 dan berakhir pukul 20.15 Wita, “Akibat jebolnya tanggul sungai, maka air meluap dan menggenangi sekolah ini. Di satu sisi, parit yang ada di sebelah utara sekolah ini sangat sempit,” ujar Muhammad Taslim selaku kasek SMAN 1 Belo.


Banjir mulai masuk ke sekolah ini sekitar pukul 20.30 Wita, diketahuinya hal itu karena mendapatkan telepon dari salah satu wakasek yang tinggal di Cenggu. Saat itu juga dirinya datang ke sekolah, dan melihat langsung banjir masuk ke sekolah. Namun tidak bisa berbuat, pada awalnya air banjir   mencapai ketinggian paha orang dewasa. Namun Jum’at pagi sudah menurun hingga setinggi betis. Tidak hanya itu, katanya, lumpur yang tersisa di ruang kelas tebalnya mencapai 5 sentimeter. “karena kondisi ruang kelas yang demikian, saya anjurkan siswa untuk belajar di rumah. Yang tidak boleh pulang adalah pengurus osis, guru dan pegawai untuk kerja bakti membersihkan lumpur,” urai Taslim.

Akibat genangan banjir itu, daun pintu, meja dan kursi yang terbuat dari tripleks rusak. Namun dirinya bersyukur, tidak ada sarana sekolah yang dari elektronik seperti computer yang rusak. Hal itu bisa aman, karena malamnya di evakuasi oleh beberapa orang guru yang berdomisili di sekitar Cenggu.

Untuk tidak terjadi lagi hal yang demikian, menurutnya, pemerintah daerah harus memperkuar tebing sungai dengan sistim bronjong. Sedangkan pihak sekolah akan membuat parit yang lebih besar, hal itu bukan untuk menghindari banjir namun untuk mengurangi ataupun mengatasi genangan air di sekolah. “Kami pihak sekolah akan menggali parit di sebelah utara sekolah dan akan di buang ke sungai, dan pemerintah bantu dengan memperkuat tanggul sungai Cenggu. Musibah seperti ini, setiap tahun di alami oleh kami,” pinta Taslim.

Selain SMA 1 Belo, banjir juga menggenanggi SMPN 2 Belo. Di dalam kelas, meninggalkan lumpur setebal 5 cm. sehingga siswa tidak bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajar, semua melibatkan diri untuk membersihkan ruang kelas masing masing. Sedangkan di SMAN 1 Woha, banjir mengenanggi 20 ruang kelas yang ada di sekolah itu. “semua ruang belajar tergenang, lumpur tebalnya mencapai 2 sampai 3 centimeter. Sangat mengganggu anak siswa, sehingga kami pulangkan untuk belajar di rumah saja,” tandas Drs Abubakar selaku kasek. (Jompa)

No comments:

Post a Comment