text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Baru Sebulan Umurnya, Pintu Air So La Mpasa Cenggu Belo Jebol
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Friday 6 January 2012

Baru Sebulan Umurnya, Pintu Air So La Mpasa Cenggu Belo Jebol


Pintu air  yang di pasang di So Lampasa Desa Cenggu Kecamatan Belo, jebol sehingga tak berfungsi. Pintu air itu di tinggalkan oleh kontraktor sebulan yang lalu, yang unik lagi bahwa pembangunan pintu air itu tak di ketahui oleh petani maupun pemerintah desa.

Kepala urusan Pembangunan Desa Cenggu, Syafrudin mengatakan curah hujan yang cukup tinggi dan waktu turunnya juga cukup lama sekitar 6 jam yang di mulai sejak pukul 15,15 Wita sampai pukul 20,15 Wita pada Hari Kamis (5/1)  menyebabkan debet air sungai sangat besar. Saking lamanya turun hujan itu, menyebabkan banjir. So Lampasa tergenang air, padi sudah berumur 25 hari tak terlihat karena terendam banjir. “Tanaman padi di So Lampasa dengang luasnya mencapai 26 ha, tak kelihatan padi yang terlihat hanya air banjir. Bahkan pemukiman wargapun ikut terendam,” urai Syafrudin, Jum’at (6/1) di Lampasa.


Lanjutnya, selain La Mpasa ada juga lahan yang lain seperti di So La Sangga seluas 16 ha, So La Mboto seluas 6 ha, So La Kawangge luas 2 ha, dan So La Ira seluas 10 ha serta So La Sarae seluas 16 ha. Menurutnya, curah hujan agak tinggi baru pertama kali akibatnya sudah cukup luas lahan padi yang sudah jadi korban. Disamping itu, yang menjadi pertanyaan para petani yang ada So La Mpasa adalah pembangunan pintu air. “Pembangunan Pintu air itu, tak satupun petani yang tahu siapa pelaksananya. Satu sisi pemerintah menggalakan gotong royong, tak pernah memperdayakan kelompok tani yang ada,” Tanya Syafruddin.

Dengan jebolnya pintu air itu, diharapkan agar pemerintah lebih khususnya Dinas Pekerjaan Umum agar perintahkan pelaksana proyek untuk segera memperbaiki agar tidak merugikan petani.  Selain itu, penggalian parit sepanjang pinggir jalan di La Mpasa menimbulkan polemik. Penggaliannya paritnya agak rendah dari sungai, sehingga kalau air sungai cukup besar maka akan kembali mengalir dan menggenangi sawah. Kan lucu, parit lebih rendah dari sungai.

Hujan yang turun pada kamis (5/1) lalu sangat besar, sehingga menggenangi So Lampasa dan juga pemukiman warga Cenggu yang ada di RT 5, 6, 8,9, 13 dan 14. Pemukiman penduduk di 6 Rt itu, kini jadi becek akibat lumpur yang di tinggalkan banjir. “Kami berharap agar pemerintah memperhatikan kondisi pemukiman warga dan mengingatkan kontraktor agar mau bertanggungjawab atas jebolnya pintu air di So La Mpasa,” harap Syafruddin. (Jompa)

No comments:

Post a Comment