Pelebaran landasan pacu Bandar Udara M.Sultan Salahuddin Palibelo Kabupaten Bima, masih menjadi wacana. Meski anggaran tersebut telah teralokasi dalam APBN sejak tahun 2007 lalu, pelebaran dan penambahan panjang runway bandar udara itu tersandung soal pembebasan lahan.
Informasi yang diperoleh kampung athena cyber, hingga kini belum ada kesepahaman antara warga pemilik tambak dengan Pemerintah Kabupaten Bima, terkait harga lahan sekitar bandara. Pemilik lahan menghendaki harga Rp7 juta perare, sementara Pemerintah bersikukuh membeli sesuai Nilai Jual Obyek Pajak alias NJOP seharga Rp3 juta perare.
Kabarnya, tahun 2010 ini Pemerintah Pusat kembali mengalokasikan anggaran untuk Bandar Udara Sultan Salahuddin Palibelo dalam APBN Bahkan APBN-P. Namun masalah lahan, disinyalir tetap menjadi sandungan, lantaran pemerintah dan masyarakat masing saling bertahan soal harga. (Joe)
No comments:
Post a Comment