text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Pendemo Masuk Sel, Keluarga Sedih
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Friday 18 June 2010

Pendemo Masuk Sel, Keluarga Sedih

Kelurga sedih meratapi nasib pendemo yang kini mendekam dalam sel tahanan gunung dua Polresta Bima. Apalgi setelah sebagian orangnya ditetapkan sebagai tersangka pengerusakan pos penjagaan kantor Pemkab Bima, saat menggelar aksi unjuk rasa Senin lalu.
Habibah asal Desa Woro Kecamatan Madapangga, terlihat meneteskan air mata di pelataran satuan Reskrim Polresta Bima, Gunung Dua. Habibah mendatangi tempat itu bermaksud membesuk Mustafa, ayah kandungnya yang ditahan Polisi.
Saat ditanya wartawan, Habibah mengaku sedih lantaran ayahnya harus mendekam dibalik ruang tahanan. Menurut Habibah, ayahnya bergabung dengan massa yang mendatangi kantor KPU Kabupaten Bima pada Senin lalu, ingin mendengar langsung hasil akhir penghitungan Pemilukada Kabupaten Bima. “Saya belum tahu kenapa bapak saya sampai ditahan,” herannya.

Habibah menyebutkan mendengar ada kejadian antara aparat Kepolisian dengan pendemo, sejak Senin sore. Kabar dimaksud kata Habibah, diketahuinya adanya pemberitahuan dari warga satu kampung. “Awalnya saya tidak percaya dengan kabar itu,” katanya.
Kata dia, ayahnya Mustafa ikut bagian dengan massa yang jumlahnya diperkirakan 100-an orang asal desa setempat. Kata mereka yang mengajak, pergi mendengarkan hasil Pilkada. Dia menangis karena sedih melihat nasib yang dialami bapaknya. “Saya menagis karena sedih. Bapak saya datang ke sini hanya untuk melihat hasil akhir Pilkada, bukan untuk berkelahi. Hanya ingin mendengar saja. Saya berharap, orang tua saya secepatnya keluar dari ruang tahanan dan bebas di luar. Apalagi umurnya yang sudah tua,” harapnya.
Mustafa yang diwawancara koran ini di balik ruang tahanan, mengaku, ikut rombongan massa karena ingin melihat hasil akhir penghitungan Pemilukada Kabupaten Bima. “Saya hanya ingin lihat-lihat saja,” singkat lelaki berumur lebih kurang 60-an tahun itu.
Selain Habibah, belasan keluarga pendemo lainnya berbondong-bondong mendatangi ruang tahanan saat itu. Kedatangan keluarga maupun sahabat para tersangka, membesuk setelah mendengar informasi dari warga lainnya. Bukan hanya Habibah saja yang mengaku kaget dengan nasib akhir yang dialami keluarganya, hampir mirip seperti yang dialami Hadijah warga asal Desa Simpasai Kecamatan Monta. Hadijah besuk Amiruddin-anak kandung- yang juga ditahan Polisi.
Hadijah mengaku heran anaknya dikabarkan telah ditahan Polisi lantaran terlibat insiden pada saat demo penolakan hasil Pemilukada Kabupaten Bima di kantor KPU Kabupaten Bima. “Awalnya saya tidak percaya kabar dari tetangga, karena anak saya hanya ojek,” ujarnya. (JOE)

No comments:

Post a Comment