text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Hama Tungro Mulai Serang Padi di KAE
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Saturday 30 April 2011

Hama Tungro Mulai Serang Padi di KAE


Hama Tungro mulai menyerang tanaman padi warga masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Belo, Palibelo dan Woha. Anomali yang terjadi sekarang berdampak dengan munculnya berbagai penyakit yang menyerang tanaman masyarakat tani, seperti Kecamatan Sape diserang belalang kumbara dan Wilayah Kae pun terkena imbas berupa serangan hama tungro.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikura (Dispertapa TH), Ir H.Nurdin menjelaskan, selain wilayah Sape, hama tanaman padi juga dapat dirasakan oleh para petani yang ada di wilayah Kae seperti Palibeo, Belo, Woha dan Monta. “Hama tersebut saya temukan saat melakukan monitoring ke wilayah Sape, Lambu dan Kae sejak Senin (18/4) lalu”, jelasnya, di kantor UPTD Pertanian dan TH Kecamatan Woha, baru-baru ini.
Menurutnya, hama tungro itu muncul akibat virus yang ada di dalam tanaman padi. Tanaman padi yang terkena serangan virus itu, dapat diketahui dengan melihat tanaman padi. Kalau terkena virus, tanaman padi akan berwarna merah. Oleh karena itu, para petani harus mengantisipasi serangan virus dengan mecabut tanaman padi yang sudah terkena, jangan dibiarkan berkembang. Kalau tidak cepat dicabut, virus itu akan terus berkembang dan memakan tanaman yang ada di sekitarnya sehingga kalau sudah berkembang akan terkena puso atau gagal panen. 
“Melihat tanaman padinya berwarna merah, petani harus cepat-cepat mencabutnya jangan dibiarkan terus, sebab virus akan berkembang dalam tanah. Untuk mematikan gerakan virus tersebut tidak ada cara lain kecuali tanamannya dicabut”, urai Nurdin. 
Lanjut dia, hama tongro yang diakibatkan virus sudah terlihat menyerang tanaman padi petani yang ada di Desa Ncera, Lido dan Ngali Kecamatan Belo. Sedangkan Kecamatan Woha, terlihat menyerang padi di wilayah Desa Pandai, Risa dan Donggobolo.
Oleh karena itu, agar tidak berkembang Tungro, para peyani dianjurkan untuk membalik tanah selama 10 hari sebelum dilakukan persemaian. Demikian juga dengan lahan yang akan ditanam, tanahnya harus dibalik sambil menunggu umur persemaian padi sebelum dipindahkan ke lahan yang akan ditanamin itu. Tanah itu dibalik supaya pergerakan virus terputus. Kalau itu tidak dilakukan, akan sulit untuk memutuskan rantai berkembang biaknya tungro. 
“Kalaupun dilakukan pembibitan di lahan sawah yang ada serangan tongronya, sebelum dilakukan proses balik tanah, maka padi yang ada akan terkena penularannya”, jelas Nurdin.
Soal antisipasi serangan hama siput, H.Nurdin menjelaskan, setiap sawah yang akan ditanam padi maka di lahan itu harus dibuatkan parit kecil, tanaman padi harus berumur 25 hari, diberikan insektisida dan di setiap masuknya air disimpan daun pepaya ataupun dahan yang banyak getahnya. Sehingga siput akan lengket di daun papaya ataupun dahan yang banyak getahnya, dengan demikian siput akan bisa diangkat, “itulah tips untuk antisipasi serangan hama siput”, tandasnya. (ZUL)

No comments:

Post a Comment