text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Kades Kuta Desak Pelaksana Proyek Talud Segera Perbaiki
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Tuesday 3 January 2012

Kades Kuta Desak Pelaksana Proyek Talud Segera Perbaiki


Talud selesai di bangun sekitar sebulan lalu, kembali roboh.  Talud dibangun dengan panjang 50 meter dengan ketinggiannya 5 meter di desa Kuta Kecamatan Lambitu, kini tersisa 5 meter. Di duga, Talud itu di kerjakan oknum pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima.

Kepala Desa Kuta, Drs Jumhur Fadil mengatakan  talud di bangun untuk menahan tebing sepanjang 50 meter berlokasi di sekitar kediaman Kades. Bulan Desember lalu, roboh 35 meter, kini bertambah panjang sampai 45 meter dan yang masih utuh hanya 5 meter, pekerjaannya patut di sayangkan. Talud itu, masih bagus dan kuat dibikin dengan menyusun batu tanpa menggunakan semen. “Saya selaku Kades sangat menyayangkan terhadap kontraktor yang tak bermoral. Bangun talud asal asalan tanpa memandang kualitas pekerjaan, belum berumur sebulan sudah roboh,” kesal Fadil.


Lanjutnya, material yang menghalangi parit akibat tertimbun waktu roboh pertama kali sudah di bersihkan oleh kelompok tani secara gotong royong, dua hari yang lalu. Namun sekarang, kembali tertimbun oleh longsoran yang kedua kalinya. Kondisi yang demikian, jelas Fadil, sangat mengganggu para petani. Satu sisi, petani mikirkan pengairan lahan yang akan di tanam padi.  Di sisi lain, mikirkan upaya gotong royong untuk mengeluarkan kerikil yang masuk ke irigasi. Akibatnya, aliran air di irigasi itu terganggu.

Yang lebih di sayangkan, pekerjaan talud itu kontraktornya tidak di ketahui oleh pihak pemerintah desa.  Kontraktornya masuk dengan memperlihatkan muka dan pulang memperlihatkan punggung, tinggalkan masalah dan akan menjadi bumerang bagi kades. Oleh karena itu, ke depan di harapkan agar setiap kontraktor yang masuk ke desa harus ijin dari pemerintah desa. “kami berharap agar setiap pembangunan yang masuk desa harus sepengetahuan kades ataupun pemerintah desa, agar tidak saling curigai antar sesame,” harap fadil.

Sedangkan M Yamin warga Desa Kuta mendesak agar Kepala Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Bima agar mengingatkan kontraktor pelaksanan talud di Desa Kuta yang kini sudah jebol agar segera di perbaiki. Kalau tidak, akan mengganggu irigasi para petani. Bahkan bisa jadi, para petani akan turun untuk melakukan aksi menuntut pertanggungjawaban pelaksana. “Yang jelas di minta agar kadis PU harus bertanggungjawab, masa sih talud berumur sebulan sudah roboh. Bagaimana cara menyampur bahan, akan lebih bagus kalau di pakai susun batu secara tradisional,” ancam Yamin,  (Orys)

No comments:

Post a Comment