text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Buang Sampah Dalam Lokasi Pasar disesalkan Pedagang
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Monday 30 January 2012

Buang Sampah Dalam Lokasi Pasar disesalkan Pedagang


Ilustrasi
Pembuangan Sampah di halaman Pasar Tente di keluhkan para pedagang dan pemilik kios, pasalnya sampah menumpuk  timbulkan bau tak sedap. Bahkan sering timbulkan perkelahian, antar warga dan para pedagang.

M Saleh H Dali salah seorang pedagang dalam pasar Tente mengatakan, sampah yang ada di dalam pasar di kumpulkan dan di buang di lahan yang ada di pasar. Sampah tidak sedikit setiap harinya, “untuk membersihkan los pasar, kami bayar buruh dari Sumba,” ujar Saleh.

Menurutnya, sampah yang ada di pasar Tente sangat banyak. Petugas pasar tidak ada yang mau membersihkan los, sehingga para penyewa los dengan terpaksa menyewa buruh. Sungguh ironis, Kecamatan Woha punya mobil sampah namun tak dipakai untuk membuang sampah. Malah mobil itu di gunakan untuk kepentingan pribadi, dipakai untuk angkut kayu ataupun lainya. “Mobil Sampah ada di Kecamatan, namun tak pernah di pakai untuk angkut buang sampah. Hal ini khan sangat lucu, mobil di beli untuk sampah dari hasil pajak kami,” kesal Saleh.


Lanjutnya, tumpukan sampah akan lebih berbahaya di saat musim hujan seperti sekarang. Pasalnya, menimbulkan banjir karena saluran tertutup sampah itu. Belum lagi, bau yang tak sedap akibat membusuknya sampah. Yang lebih ironis, sampah itu dibuang dalam lokasi pasar. Sehingga lahan sempit, timbulkan cekcok antara penghuni dengan pembuang sampah. Tente pusatnya ekonomi masyarakat KAE, setiap orang dari Kecamatan Belo, Parado, Monta, Palibelo dan Langgudu, Lambitu serta Woha setiap kali datang ke pasar sudah pasti bawa sampah baik yang organic maupun non organic. Masyarakat yang ada di pasar Tente menilai pemerintah tak peduli dengan sampah yang ada, ada kesan sampah itu sengaja di biarkan. Tapi yang sangat dikhawatirkan, munculnya konflik yang timbul akibat pembuangan sampah. “Apa harus ada korban, baru mau melek memperhatikan sampah. Harus jatuh korban, atau munculnya berbagai penyakit,” Tanya Saleh. (Orys)   

No comments:

Post a Comment