Ilustrasi |
Kepala Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) Peternakan Kecamatan Woha, Abdullah
Muhsin mempimpin langsung kegiatan penyemprotan massal untuk mengantisipasi
mati mendadaknya unggas di 15 desa yang ada di wilayah Kecamatan Woha.
Dijelaskanya, kegiatan itu sudah dimulai sejak Senin (19/3) pada Desa Tente dan Rabakodo. Setiap harinya, dilakukan pada dua desa dan pada Rabu (21/3) berlangsung di Desa Naru dan Nisa. “Kegiatan penyemprotan ini untuk menjawab laporan masyarakat atas mati mendadaknya unggas”, ujar Abdullah, Rabu di Naru.
Menurutnya, penyemporotan itu berlangsung di beberapa lokasi tempat matinya unggas, sehingga tidak seluruh kampung disemprot dengan menggunakan obat desinfektan atau obat pembasmi virus. “Anggaran untuk itu bersumber dari bantuan Dinas Peternakan Kabupaten Bima”, ujarnya.
Unggas yang sudah mati secara keseluruhan di wilayah Kecamatan Woha sudah mencapai 1000 lebih ekor. Di Talabiu, menurut pengakuan Ahmad HMS warga Talabiu, ayamnya sudah mati secara mendadak sebanyak 25 ekor. Yang tersisa, beberapa ekor. “Mestinya unggas tidak akan mati mendadak, andai kata pemiliknya mau melakukan vaksinasi minimal tiga bulan sekali,” pinta Abdullah.
Abdulah menambahkan, kesadaran masyarakat untuk vaksinasi ternak masih sangat rendah, sehingga begitu ada kejadian mati mendadak seperti sekarang mengalami kerugian besar. Padahal kerugian itu bisa diatasi, pemilik unggas tinggal beli obat dan petugas kesehatan dari UPT Disnak Woha akan datang melakukan penyuntikan. “Kematian unggas bisa dicegah, asal divaksin setiap 3 bulan sekali”, pinta Abdullah. (Tami)
No comments:
Post a Comment