Sebagaimana diunjuk Alexa.com dalam rilisan terbaru mereka Mei 2012 pada entri Top Sites In Indonesia,
Facebook masih merupakan situs yang paling banyak dikunjungi pemakai internet
di Indonesia bahkan mengalahkan google yang nota bene punggawanya bisnis
internet.
Sejumlah operator warnet yang masih beroperasi di Kabupaten
Bima, mengakui rilis Alexa tersebut bukan hasil pengukuran yang spekulatif,
mereka bisa melihat dengan mata kepala sendiri betapa semakin meningkatnya
pecandu facebook dari hari ke hari.
Aktivitas di Warung Internet
(Warnet) di Desa Tente Kecamatan Woha, seolah menguatkan pernyataan yang
dirilis Alexa.com Kisah segerombolan anak berseragam Sekolah Dasar (SD) yang bergegas
masuk dan berdesak-desakan 4 bahkan sampai 5 orang dalam satu bilik Warnet,
adalah contoh kecil gambaran pernyataan tersebut.
Facebook, menjadi sasaran utama situs
yang dikunjungi anak-anak itu. Kendati ketertarikannya belum sampai pada
tingkat update status, namun fitur game pada situs tersebut bisa menarik
ketertarikan mereka. Setidaknya, Facebook sudah tak asing di mata mereka meski akun dibuatkan oleh kakak-kakaknya.
Ramon, operator Ovan Net Desa Tente
Kecamatan Woha, Kamis (3/5) mengatakan, hampir 11 dari 12 orang pelanggannya
mengunjungi situs facebook. Kata dia, meski tidak semua penuju Facebook sebagai
alasan utama mereka ngenet, tapi dia tahu
pelanggan tetap mengunjungi facebook sebagai traffict sekunder.
Ramon mengklaim, hampir 80 prsen pengunjung
warnetnya adalah anak-anak sekolah mulai dari SD sampai SMA. Sebagian dari
mereka, datang dengan alasan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Namun tetap
saja pemakaian waktu terbanyak mereka habiskan untuk facebookan.
“Paling dari 1 jam mereka hanya
menghabiskan 20 menit untuk mencari tugas. Selebihnya 40 menit mereka pakai
untuk itu (Facebook, Red). Coba lihat saja gerombolan anak SD di bilik 5 dan 7,
mereka sekedar mampir beberapa menit untuk mencari tahu kode Cheat (cara curang dalam bermain, Red) Game Playstation tapi sekarang mereka
mulai terbiasa bermain Facebook sampai sejam,” paparnya.
Lain lagi dengn anggapan Andi dan
Udin. Dua pemuda asal Desa Sie Kecamatan Monta ini mengaku, rela dating dari
jauh hanya untuk bermain facebook. “Kami bisa saja facebookan di rumah melalui Handphone
(HP) tapi tetap kurang puas kalau hanya menikmati ‘wisata maya’ lewat layar
yang begitu kecil. Belum lagi kalau lola (loading lama) kan
malu terlambat balas komen teman-teman,”
akunya.
Ketika ditanyakan google, yahoo dan blogspot atau wordpress, mereka belum tahu menahu tentang
situs-situs tersebut. Dalam benak keduanya, berinternet hanya facebook. “Facebook
untuk mencari teman dan kami bisa update
status dan saling memberikan komentar atas status tersebut. Senang sekali, Mas! Kalau status kita banyak yang komen dan sangat bangga kalau kita punya
banyak teman di facebook,” imbuhnya.
Menanggapi fenomena tersebut, H.
Amir, tokoh masyarakat Desa Naru Kecamatan Woha, mengatakan, kecanduan facebook
sebagai sesuatu yang mengarah kepada proses krisis identitas. “Kebanyakan dari Facebooker (Pengguna facebook, red) apalagi
untuk anak muda, mendifinisikan eksistensi dirinya berdasarkan banyaknya teman
dan komentar pada statusnya di Facebook, mereka merasa selebriti mini yang
dikagumi kalau statusnya banyak yang komen,”
sentilnya.
Dirinya tidak menafikan manfaat
facebook sebagai tempat diskusi dan pengenalan produk, atau lahan mencari
dukungan, dan lainnya. Tapi sangat banyak facebookers
yang tidak bijak memanfaatkan potensi facebook. “Saya harap facebook digunakan
dengan bijak oleh kalangan pemuda dan maksimalisasi peran orang tua dan guru
dalam mengawal aktivitas berinternet oleh anak-anaknya. MUS
No comments:
Post a Comment