Sangat disayangkan keberadaan sarana panjat tebing (wall climbing) yang
dibangun disamping gedung Paruga Na’E Kecamatan Woha. Sarana papan panjat yang
dibangun dengan dana yang tidak sedikit itu tidak mampu dimanfaatkan secara
maksimal oleh pengurus Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Bima.
Papan Panjat itu sekarang hanya menjadi lambang kegagahan bagi FPTI tanpa mampu
menunjukkan eksisnya olahraga panjat tebing.
Padahal, Kabupaten Bima banyak menyimpan bibit-bibit atlet panjat tebing, sebut saja Hamdin, pemanjat asal Kecamatan Sanggar yang sudah banyak memetik pengalaman ke luar daerah. Namun atlet-atlet tersebut tidak dapat diakomodir oleh FPTI Kabupaten Bima.
Padahal, Kabupaten Bima banyak menyimpan bibit-bibit atlet panjat tebing, sebut saja Hamdin, pemanjat asal Kecamatan Sanggar yang sudah banyak memetik pengalaman ke luar daerah. Namun atlet-atlet tersebut tidak dapat diakomodir oleh FPTI Kabupaten Bima.
Bambang, ketua Rosita Climbing Club Bima, mengaku, tidak mengetahu persis keberadaan pengurus FPTI Kabupaten Bima. Kalaupun para pengurus FPTI Kabupaten Bima tersebut tidak mampu menjalankan tugas sebagai pengurus, mereka siap menjadi pengurus baru untuk memajukan olahraga panjat tebing bagi Kabupaten Bima.
Menurutnya, keberadaan sarana panjat tersebut disayangkan pula oleh pegiat-pegiat panjat tebing Kabupaten Dompu. Seperti dikemukakan Ahmad Rifaid, pada Lomba Panjat Tebing tingkat nasional beberapa hari lalu di Dompu, tidak ada satupun perwakilan dari FPTI Kabupaten Bima, hanya saja ada peserta dari kalangan Mahasiswa Pecinta Alam salah satu kampus di Kabupaten Bima yang mewakili organisasinya.
“Sangat disayangkan. Sarana pendukung sangat memungkinkan, tetapi tak didukung oleh atletnya. Saya rasa minimnya atlet panjat tebing di Kabupaten Bima karena tak adanya koordinasi serta tidak seriusnya pengurus FPTI,” duganya. BIM
No comments:
Post a Comment