Ilustrasi |
Selain kerap terdengar malam hari menjelang sholat Isya hingga sholat tarawih,
suara letusan mercon atau petasan kerap terdengar di pagi buta, saat
jalan-jalan pagi usai sholat subuh. Warga Desa Naru yang bermukim di jalur
lintas Tente – Tenga Kecamatan Woha, praktis tak bisa istirahat lantaran kaget
dengan suara letusan yang dahsyat itu.
Iskandar, warga Desa Naru merasa
risih dengan suara letusan mercon di pagi buta, usai sholat subuh. Kata dia,
pada jam-jam seperti itu, warga lain yang telah menjalankan sholat subuh dan
tidak ikut jalan-jalan, memanfaatkan waktu untuk istirahat. “Jam 5.30-06.00
masih bisa kami manfaatkan untuk sejenak beristirahat,” keluhnya.
Menurut Iskandar, maraknya anak-anak yang bermain mercon atau petasan, bertolak dari penjualan yang dilakukan secara bebas, tanpa pengawalan dari aparat berwajib. Selain itu, pihak aparat juga hampir tak pernah melakukan operasi malam hari saat umat menjalankan ibadah sholat Isya dan tarawih. “Harus dibikin kapok anak-anak yang suka main mercon, biar tidak mengganggu ketenangan warga,” katanya.
Menurut Iskandar, maraknya anak-anak yang bermain mercon atau petasan, bertolak dari penjualan yang dilakukan secara bebas, tanpa pengawalan dari aparat berwajib. Selain itu, pihak aparat juga hampir tak pernah melakukan operasi malam hari saat umat menjalankan ibadah sholat Isya dan tarawih. “Harus dibikin kapok anak-anak yang suka main mercon, biar tidak mengganggu ketenangan warga,” katanya.
Dia berharap, pihak aparat dapat melakukan operasi secara kontinu agar
anak-anak tidak lagi bermain petasan pada malam hari. Selain operasi di tengah
masyarakat, Iskandar juga berharap pihak aparat dapat melakukan razia di pasar
secara rutin.
“Penjual atau pengguna mercon itu kan melanggar undang-undang. Kenapa harus
dibiarkan. Saya harap aparat sesegera mungkinlah melakukan operasi di pasar
atau menangkap pedagang mercon di kampung-kampung,” pintanya. (Bim)
No comments:
Post a Comment