text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Pandai to Desa Mamoro, Mamori dan Mamore
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Sunday 12 August 2012

Pandai to Desa Mamoro, Mamori dan Mamore

Gerakan Penghijauan Pemuda (GEPEDA) Desa Pandai Kecamatan Woha, gelar seminar sehari dengan tema Pandai to Desa Hijau. Narasumber pada kesempatan itu datang dari Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Bima dan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) kabupaten Bima. Kegiatannya di gelar di aula Kantor Desa Pandai Kecamatan Woha.
Ketua Panitia, M Amin mengatakan kegiatan seminar lingkungan hidup itu dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Pandai, Sudirman Jakariah. Seminar itu, turut di hadiri juga oleh Para mahasiswa dari perguruan tinggi STIT dan STIE Bima. Pada kesempatan itu, Sudirman, menyambut baik adanya seminar tentang lingkungan hidup. “Bahkan Kades Pandai Memberikan apresiasi atas inisiatif anggota Gepeda Pandai yang mau mengadakan kegiatan itu.

Lanjutnya, untuk menjadikan Pandai yang hijau harus dilakukan gerakan penanaman sebanyak 1000 pohon. Saat sekarang mata air yang ada di sekitar hutan Desa Pandai sudah berkurang, tidak heran kekeringan melanda masyarakat Pandai. Lahan pertanian lebih banyak yang berstatus tanah tadah hujan, sumber irigasi yang di harapkan dari DAM Pelaparado, hingga sekarang belum terealisasi atau belum di nikmati masyarakat Pandai. Seminar itu terselenggara karena kerja keras dari yang duduk di kepanitiaan sehingga Desa Pandai yang “Mamoro, Mamori dan Mamore” akan tercipta.
Sedangkan Kades Pandai Sudirman JK mengatakan selaku Kades menyambut positif kegiatan Pemuda Pandai. Pemuda Pandai, memiliki keinginan besar agar Pandai menjadi Hijau, agar bermunculan mata air. Sehingga pada akhirnya, lahan di Pandai seluas 205 Ha akan mampu di gunakan untuk 3 kali musim tanam. “Lahan yang ada di Pandai, semuanya merupakan tadah hujan,” ungkap Sudirman.
Seminar itu, terang Sudirman, di ilhami dengan kondisi DAM Telaga Dungga yang sudah tak berfungsi. Sebelum itu, semasa DAM Telaga Dungga mampu menyimpan air dengan baik maka lahan pertanian di wilayah Pandai mampu di manfaatkan secara optimal. Sejak tahun 1992, Dam telaga Dungga rusak. Hingga sekarang, belum pernah di perbaiki. “Sejak DAM Telaga Dungga rusak, maka sejak itu pula lahan yang ada di Pandai ini tidak bisa di manfaatkan secara maksimal,” tandas Sudirman seraya mengakui bahwa air Pela Parado yang sangat di dambakan itu, hingga sekarang belum di nikmati oleh Masyarakat Pandai.
Dijelaskanya, Dam Telaga Dungga, pada awal operasinya mampu mengairi lahan pertanian seluas 205 Hektar. Kini sejak tahun 1993 sudah tak berfungsi lagi, akibatnya lahan pertanian di Pandai menjadi lahan tadah hujan. Pada Musim hujan Dam Telaga Dungga mampu menyimpan atau menampung air hujan yang turun dari gunung. Sekarang, pemukiman penduduk Pandai rawan banjir, setiap turun hujan dengan debet yang besar sudah pasti Desa Pandai Kebanjiran.
Dampak dari Kebanjiran itu, lapangan sepak Bola tergenang dan meninggalkan lumpur setinggi mata kaki orang dewasa. Selain itu, terang Sudirman, pemukiman jadi banjir, lahan pertanian ikut rusak dan yang lebih penting lagi apabila datang hujan lebat maka tambak ikan warga Pandai sudah pasti jebol. Akhirnya , para petani tambak mengalami kerugian yang tak sedikit. “Sejak Dam Telaga Dungga tak berfungsi, maka bencana banjir selalu dialami masyarakat Pandai. Yang jelas kalau turun hujan, desa Pandai sudah jadi langganan banjir,” ungkap Sudirman. BIM

1 comment: