text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Banjir Rob Jebol Tambak Warga
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Thursday 30 May 2013

Banjir Rob Jebol Tambak Warga


Ilustrasi

Puluhan hektar are tambak warga Kecamatan Woha mengalami kerusakan akibat meluapnya air laut akhir-akhir ini. Akibatanya puluhan ribu ekor bandeng yang siap panen habis terbawa air laut. Sekitar pukul 11.30 wita air laut naik hingga satu jengkal di atas jalan raya. Hal tersebut membuat panik para pemilik tambak.

Pantauan Jompa Mbojo, terlihat pemilik tambak di samping Bandar Udara Muhammad Salahuddin sibuk memperbaiki tambak yang jebol akibat naiknya air laut. Mereka terpaksa mengambil tanah di sekitar lokasi untuk menambal, namun usaha tersebut sia-sia karena arus air cukup kuat, sehingga dengan mudahnya ikan bandeng ikut bersama arus air.

Pemilik tambak asal Desa Talabiu, Suaeb (35), di lokasi tambak mengaku mengalami kerugian. Diperkirakan kerugian para petani tambak mencapai ratusan juta rupiah dengan jumlah kerugian yang bervariasi karena tergantung luasnya tambak. Untuk tambak seluas 50 area saja kerugianya bisa mencapai Rp 15 juta, belum dikalikan dengan puluhan hektar. Artinya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

“Saya yang hanya punya 1 hektar saja kerugiannya sampai Rp 40 juta. Itu baru bicara ikannya, belum dinding tambak yang jebol dan masa pembibitanya, semua itu makan biaya banyak,” keluhnya.

Musibah seperti ini sering terjadi, bahkan hampir setiap bulan terjadi, namun kali ini sangat berbeda dengan musibah sebelumnya. Biasanya kalau tinggi air laut tidak sampai melewati dinding tambak, tapi kali ini dengan ketinggian air laut sampai batas tambak bisa dilewati dan akhirnya terkikis habis, “jangankan dinding tambak, badan jalan raya saja hampir rata dengan tingginya air,” ungkapnya.

Hal yang sama dikeluhkan pemilik tambak lainya, H. Imran. Sebanyak 2,4 ha tambak miliknya habis terendam air, bahkan di semua sudut dinding tambak jebol sehingga menyebabkan ikannya terkuras habis. “Tidak ada satupun yang diselamatkan, tapi saya hanya pasrah dengan musibah ini,” tukasnya.

Ironisnya, selama 2 tahun belakangan hasil bandeng tersebut belum dinikmati, tapi kali ini sebanyak 20 ribu ekor bandeng miliknyapun tidak bisa dirasakan hasilnya.
Ia berharap semoga pemerintah bisa mengantisipasi musibah yang setiap bulannya menimpa petani tambak. “Kalau bisa pemerintah bisa melakukan pengerukan di setiap tepi sungai sekitar tambak. Jika itu dilakukan mungkin saja air laut tidak bisa masuk ke tambak warga. Kami juga minta pemerintah turun langsung ke lokasi agar bisa melihat kondisi ril tambak warga,” katanyu sembari mengharapkan bantuan jaring untuk dipasang mengelilingi dinding tambak supaya ikan tidak bisa keluar walaupun airnya besar. [B1M]

No comments:

Post a Comment