Ilustrasi |
Seolah-olah sudah ada perjanjian sebelumnya di antara para pedagang di Pasar
Sore Tente. Jika di sisi kiri-kanan Jalan masuk pasar Tente padat dijejali
dagangan berbagai jenis makanan yang siap olah di dapur, maka di lokasi
terminal Tente berjejer lapak-lapak sederhana yang menjadi jajaan makanan dan
panganan siap saji di meja makan.
“Na Niki”, demikian istilah Bima dalam mendeskripsikan betapa komplitnya dagangan di Pasar Sore Tente. Ketika kita memulai tour mini dari jalan masuk pasar maka sebermula itu akan dijumpai kelompok lauk-pauk seperti aneka ikan laut yang segar maupun teri, dan bermacam daging mentah maupun dendeng.
Menurut para pedagangnya bahwa dari kelompok lauk pauk ini jenis dendeng dan teri malah lebih diminati pengunjung daripada ikan dan daging segar, dan rupanya Dendeng Rusa berada di ‘puncak selera’ para pengunjung. Menurut Habibah (64 tahun) warga Desa Naru, salah seorang pedagang dendeng rusa menyatakan bahwa sebagian besar pengunjung akan mampir walau ada beberapa orang yang hanya sekedar melihat-lihat saja dengan penuh keinginan mengingat harganya yang memang di atas rata-rata, yaitu tidak kurang dari Rp. 200 ribu per kilo.
Kalau di kelompok sayuran biasanya para pedagang menjual bahan sayuran secara
berpasangan berdasarkan jenis sayurnya, misalnya daun kelor berpasangan dengan
bayam, tauge, dan sebagai bahan sayur bening ala bima atau biasa disebut “Uta
Mbeca Maci”. Ada juga buah kelor beserta pasangannya seperti bawang merah dan
bawang putih, kacang panjang, dan daun ubi tanah untuk sayur asam.
Selain itu dijual juga bahan sayuran yang biasanya didatangkan dari luar daerah seperti kol, wortel, dan kentang untuk bahan sayur soup. Menurut pedagang sayuran, berbeda dengan Ramadhan sebelumnya, permulaan ramadhan tahun ini, pengunjung lebih menggemari Uta Mbeca Maci dibandingkan dengan Sayur Sup.
Tidak hanya itu, bahan makanan yang biasanya dijadikan sebagai pelengkap lauk juga dengan mudah kita dapatkan di pasar sore tente, sebut saja Mangge Mada, Mbohi Jame, Sepi Tumi, Mbohi Dungga, sampai kepada Doco dan Sia Dungga.
Setelah selesai dengan Bahan siap olah, maka para pengunjung dapat melanjutkan misi dapurnya ke lokasi Terminal Tente dengan aneka panganannya yang siap saji. Seperti (Semuanya dalam penamaan berbahasa Bima, Red) Bingka Dolu, Srikaya, Palomara Bojo, Palomara Uwi, Palomara Kalo, Serabi, Cendol, karedo Maci Kandole, dan masih banyak yang lainnya.
Meski kesemua panganan yang dimaksud tidak bisa diklaim sebagai panganan khas bima, tapi para pedagang mengatakan boleh dibilang sebagai panganan khas ramadhan karena hanya pada bulan Ramadhan saja kita dapat menjumpai para pedagang yang ramai menjualnya. Dan panganan yang paling diminati pada ramadhan ini adalah Cendol. [Mus]
No comments:
Post a Comment