text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Perubahan Musim, Waspadai Angin Kencang
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Wednesday 21 August 2013

Perubahan Musim, Waspadai Angin Kencang



Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, mengingatkan potensi angin kencang (gasty) yang terjadi belakangan ini, hal tersebut dipicu peralihan musim.

Forcaster BMKG Stasiun Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Surya Dharma, menyebutkan, sesuai kecepatan rata-rata angin yang tercatat oleh stasiun setempat saat ini antara 15-20 knot atau bila dikonversi dalam satuan kilometer mencapai 30-40 km/jam. “Untuk pemukiman terutama yang berbatasan dengan pantai agar mewaspadai angin pantai dan angin darat, kalau angin gunung tidak terlalu berbahaya,” katanya di BMKG Bima.

Diakuinya secara umum meski cukup kencang kecepatan angin bulan Agustus yang 20 knot masih taraf normal. Namun berbeda jika terjadi pada bulan Januari. Kendati demikian untuk putting beliung tidak berpotensi terjadi bulan ini karena umumnya diawali pembentukan awan Columbus Nimbus saat musim hujan. “Untuk dataran tinggi terutama daerah perbukitan seperti jalur jalan Negara di jalur Niu hingga Panda harus mewaspadai runtuhan material, karena bisa lepas oleh angin kencang, terutama untuk pengendara,” ingatnya.

Menurutnya, selama ini ada paradigma keliru pada sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Dinas Tata Kota dan Pertamanan (DTKP), maupun Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) yang menganggap pohon di sepanjang jalan membahayakan keselamatan warga. Padahal keberada pohon malah melindungi manusia dari terjangan angin kencang. “Sekarang yang perlu diwaspadai kondisi gundul, dengan tidak adanya pohon yang menahan angin maka material batu yang mengalami pengikisan di pinggir jalan bisa runtuh membahayakan pengendara,” katanya.

Surya memprediksi, peralihan musim kemarau baru terjadi Oktober mendatang. Hal itu dilihat dari kondisi El Nino dan La Nina saat ini yang masih normal. Namun masyarakat yang bermukim di wilayah utara tetap harus mewaspadai terjangan angin kencang dan gangguan gelombang laut.

“Mungkin yang perlu diwaspadai di selat Alas, karena kalau di bagian selat Sape itu sudah biasa kondisi gelombang tinggi. Kalau hingga saat ini masih 2 meter, masih kategori normal. Kalau di bagian utara juga nggak bisa dibilang aman karena berbatasan samudera Hindia laut Makasar, apalagi jika terjadi tropical siklon,” jelasnya.

Mengenai kondisi sejumlah wilayah yang tampak sangat kering, dijelaskan hal tersebut disebabkan perubahan musim. Bahkan hasil pemantauan BMKG tingkat kelembaban hanya 20-30 persen. “Kalau musim kemarau lebih kering karena RH, kelembaban relative dirasakan lebih 20-30 persen itu kering sekali. Tetapi alhamdulilah di Bima sudah banyak yang pakai sumur,” tandasnya. [Bim]

No comments:

Post a Comment