text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Laboratorium Lapak Siap Direalisasikan Untuk Petani
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Thursday 28 November 2013

Laboratorium Lapak Siap Direalisasikan Untuk Petani



A. Haris Nasution, Sekretaris UPT Pertanian Woha

Menjelang musim tanam padi periode 2013-2014, UPT Pertanian Woha telah siap untuk kembali menjabarkan program-programnya di tingkat lapangan.  Salah satu program unggulannya adalah SLPTT (Sekolah Lapak Pengelolaan Tanaman Terpadu). 

A. Haris Nasution, Sekretaris UPT Woha mewakili unitnya kepada jompa mbojo menyatakan bahwa program SLPTT yang dikawal unitnya ini bertujuan untuk mendidik para petani agar lebih inovatif. Secara gamblang Haris mengibaratkan SLPTT sebagai sekolahnya para petani. Tempat petani belajar berinovasi, dan sharing tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dan pihak UPT akan menawarkan solusi bagi mereka.

Program yang disalurkan kepada petani melalui kelompok taninya ini memiliki 3 komoditi, yaitu Jagung, padi, dan kedelai. Menurut Haris, komoditi kedelai sudah pihaknya realisasikan di musim kemarau yang telah lewat di semua desa yang memenuhi kriteria. Minimal menurut haris, desa tersebut harus memiliki lahan seluas 15 ha untuk komoditi kedelai. Sedangkan komoditi padi seluas 25 ha.
“Berikutnya adalah komoditi padi dan jagung akan segera kita realisasikan. Tinggal dirapatkan dengan rekan-rekan PPL untuk menentukan jadwal pelaksanaannya. Tergantung sungguh pada jadwal tanam para petani” Jelas Haris.Yang menarik dari SLPTT ini menurutnya adalah adanya LL (Laboratorium Lapak).

Lebih jauh Haris menjelaskan, LL tersebut adalah sejenis laboratorium terbuka. Misalnya dari 25 ha lahan untuk komoditi padi, maka oleh kelompok tani akan memilih 1 ha sebagai LL. Dimana 1 ha lahan yang dipilih akan diperlakukan khusus oleh pihak UPT. Perlakuan khusus tersebut dikaitkan dengan masalah pembiayaan. Jadi mulai dari pengolahan lahan, dan pengadaan bibit, pupuk serta obat-obatan akan dimodali oleh UPT. “Kami hanya memodali. Pemilik LL sendiri yang akan menggarapnya sesuai teknis yang disuluhkan.” Tambah Haris.

Harapan UPT dengan adanya LL ini, petani akan bisa melihat langsung perbedaan hasil panen jika lahan digarap secara modern. Sehingga kedepannya petani mau sedikit ‘repot’ berinovasi dan turut pola pertanian yang UPT tawarkan. [Mus]

1 comment:

  1. kalau bisa tolong dimuat hasil produksi pertanian sebelum dibangunnya bendungan pelaparado.

    ReplyDelete