text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Menepis Kemungkinan Bencana di Awal Pergantian Musim
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Friday 15 November 2013

Menepis Kemungkinan Bencana di Awal Pergantian Musim


Naru, 15 November 2013

Ilustrasi
Jum’at ini yang bertindak sebagai Khatib di Mesjid ‘Ar-Rahmah’ Pucuke adalah Amrin Hamzah, S.Ag. Khatib muda alumni Universitas Muhammadiyah Bima ini menjadikan ‘Kemungkinan Bencana pada Pergantian Musim’ sebagai tema khutbahnya.

Di hadapan ratusan jama’ah jum’at yang memadati masjid, setelah memuji Allah dan mengkhaturkan shalawat dan salam atas Rasulullah. Amrin memulai wasiatnya dengan mengulas kembali bencana yang menimpa negeri tetangga kita, Philippina. Bencana yang dikhabarkan menelan korban tidak kurang dari 10 ribu jiwa (prakiraan awal, data terbaru menyebutkan angka 2.500 korban jiwa, Red) dan menyebabkan kerugian materi yang besar.

Amrin mengingatkan jama’ahnya agar jangan terlena dan menganggap bencana itu sebagai petaka yang jauh dan menjadi derita Philippina saja. Karena mungkin saja Topan Haiyan yang sama atau kenaasan lain yang meniru keganasan Haiyan akan menerpa kita semua. Amrin meminta Jama’ahnya untuk kembali mengingat Angin kencang beberapa hari lalu yang sempat membuat panik warga. Menurut Amrin itu adalah semacam warming up atau shock therapy bagi kita semua.


“Apakah kita takut…? Tentu saja kita takut” Amrin menjawab sendiri pertanyaan retorisnya. Hanya saja Lanjut Amrin Ketakutan kita harus bermuara kepada keperkasaan Allah, dan konsekwensinya adalah memohon perlindungan Allah pula. Dalam banyak hal Allah mewajibkan ketakutan kepada kita hambaNya.

Amrin menggambarkan bagaimana takut dan gelisahnya Rasulullah ketika menghadapi mendung dan hujan yang disertai petir dan angin kencang. Ia mencontohkan pula bagaimana isi do’anya Rasulullah untuk memohon kepada Allah perlindungan dari apa yang ditakutinya. Karena Rasulullah tahu seringkali Allah ‘mengutus’ hujan untuk mengazab bahkan untuk memusnahkan sesuatu kaum.

Maka itu Amrin mengajak kepada jama’ah untuk selalu berdo’a sebagaimana Rasulullah berdo’a ketika hujan tiba, meski dalam hujan yang tenang sekalipun. Terlebih lagi saat hujan yang disertai petir dan angin kencang, yang diprakirakan akan sering kita jumpai di awal-awal pergantian musim ini.

Selanjutnya Amrin menutup khutbahnya dengan menegaskan bahwa do’a itu lebih besar kekuatannya dari bencana yang akan datang dalam bentuk apapun. Bahwa apa yang sering kita dengar dibahasakan sebagai kekuatan alam itu adalah pengejawantahan dari keperkasaan Allah. Zat yang hidup dan merespon permohonan para pendo’a. [Mus]

No comments:

Post a Comment