text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Sita, Penerus ‘Mie Sao’ Tente
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Tuesday 19 November 2013

Sita, Penerus ‘Mie Sao’ Tente


Masita, Pewaris usaha Mie 'Sao Mie'
Pecinta kuliner di Seantero Bima dan Dompu, mungkin tak asing dengar ‘Mie Sao’. Mie ayam yang terkenal sejak era 70-an masakan lelaki berdarah China ini memiliki khas tersendiri jika disantap. Kendati lelaki si pembuat Mie bernama Yasin ini telah wafat dua puluhan tahun silam, namun Mie Ayam yang dikenal dengan sebutan Mie Sao ini masih manjadi idola para penikmat mie ayam.

Saat ini, Nurmasita atau yang akrab disapa Sita adalah putri almarhum yang mewarisi profesi Sang Bapak. Bumbu alami racikan almarhum untuk mie ayam ‘Mie Sao’ sedikitpun tak dilupakannya. Sehingga, bagi penikmat mie ayam seolah menyantap masakan almarhum ketika mengecap suguhan Mie Sao yang kini dijajakan di pasar kuliner Ina Hami yang berlokasi di Desa Tente Kecamatan Woha itu. Bupati Bima H.Ferry Zulkarnain, ST dan keluarga didampingi Wakil Bupati Bupati Bima dan beberapa pejabat, sengaja mengunjungi pasar kuliner yang baru diresmikan beberapa hari lalu itu untuk mengecap Mi Sao yang terkenal tersebut. Orang nomor satu di Kabupaten Bima itu pun mengakui jika Mie Ayam Sao yang disantapnya saat itu persis seperti yang dinikmatinya sejak dia muda dulu.
“Terakhir saya makan Mie Sao, tiga puluhan tahun silam dan baru sekarang saya rasakan lagi. Rasanya masih persis seperti masakan almarhum. Dulu Ayah saya juga paling suka makan Mie Sao. Kalau lagi jalan-jalan ke Tente dulu itu, pasti kami mampir di Sao Mie,” kata Ferry bercerita kepada Wakil Bupati dan para pejabat yang hadir saat itu.

Selain orang nomor satu di Kabupaten Bima, Mie Sao juga menjadi incaran warga lain di Bima. Mie Ayam ‘Sao Mie’ juga dianggap satu-satunya Mie Ayam dengan rasanya yang khas dan tidak ditemui di tempat lain. Selain itu, harganya juga terjangkau, yakni Rp10 ribu/mangkok.

Adalah Zulkarnain Gaffar, warga Desa Naru Kecamatan Woha yang memuji masakan Mie Ayam ‘Sao Mie’. Kata ponakan DR. Affan Gaffar ini, aroma dan rasanya masih saja terasa sama dengan waktu 20-an tahun silam ketika pertama kali dia cicipi Mie Sao. “Cita rasa ini harus dipertahankan. Bila perlu harus dipromosi secara luas keberadaan Mie Sao ini,” kata Zul. Sementara Masita, penjual Mie Ayam ‘Sao Mie’, mengaku bangga dengan usaha tersebut sebagai usaha keluarga. “Usaha keluarga tentunya identik dengan resep keluarga. Aromanya boleh tercium ke mana-mana, tapi resepnya tidak boleh tersiar keluar pintu dapur,” canda Masita. [Mus]

No comments:

Post a Comment