text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Sejumlah Kades Ngamuk Saat Pelantikan Bupati
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Thursday 20 February 2014

Sejumlah Kades Ngamuk Saat Pelantikan Bupati

Ada kejadian yang menggelitik saat Prosesi pelantikan Bupati Bima Drs H. Syafruddin HM Nur M.Pd, pada Rabu (19/2) kemarin. Yaitu kericuhan yang diterbitkan oleh beberapa oknum Kades yang merasa tidak dihargai layaknya sebagai undangan oleh Tim Panitia Pelaksana. Akibatnya mereka uring-uringan selama prosesi berlangsung, sampai akhirnya mereka terkesan ingin menyandera Gubenur NTB H. Zainul Majdi, sebagai wujud protes atas perlakuan panitia.

Beruntung, Kapolres Bima bersama anggotanya sigap melerai aksi Kades yang ingin menghadang Gubernur. Sehingga rombongan gubernur dan bupati akhirnya menuju lokasi pembangunan kantor Bupati Bima di Kecamatan Woha untuk melakukan peletakan batu pertama.

Kericuhan berawal pada sekitar pukul 10.00 usai proses ikrar sumpah jabatan Bupati Bima oleh Gubernur NTB. Beberapa Kades mencoba memasuki tempat yang disediakan panitia. Namun, oleh Panitia melarangnya masuk hingga terjadilah saling ngotot antara panitia dan kades. Akibatnya, salah seorang Kades yang berasal dari Kecamatan Lambu terkena bogem salah seorang panitia.

Ketegangan usai saat Kapolres Bima AKBP Ekawana Prasta SIK memediasi para pihak dan menjanjikan akan mempertemukan Gubernur beserta panitia untuk mengklarifikasi insiden tersebut. Mendapat jawaban itu, Kades dengan sendirinya mundur dari barisan aksi protes itu.

Kepala Desa Pandai Sudirman, kepada wartawan mengaku kehadiran Kades seakan-akan dianggap sampah oleh panitia. Padahal kata dia, mereka hadir dengan berpakaian seragam karena diundang secara resmi oleh pemerintah daerah Kabupaten Bima. “Bukan kami datang disuruh berdiri dan tidak disuruh duduk. Seharusnya,  kami dihargai sebagai tamu undangan. Bukan dilakukan seperti sampah dimarahin dan diusir begitu saja. Kami ini aparat dan mengetahui mana yang baki dan tidak,” kesalnya.

Di tempat yang sama Kades Sie, M. Lukman, juga menyesalkan sikap oknum panitia tersebut. “Walaupun bukan saya yang dipukul, tapi hati kami sangat sakit ketika diperlakukan seperti itu oleh panitia. Seharusnya panitia itu menerima tamu undangan dengan baik, bukan kades dipukul dan dimarahin,” ungkitnya.

Persoalan ini akan mereka tuntaskan sampai selesai. Bahkan mereka berencana menahan gubernur untuk mengklarifikasi terkait insiden ini. “Karena menyangkut harga diri sebagai kades,” tandasnya. [Alv] - (01)

No comments:

Post a Comment