text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Banjir Aneh Terjang Woha
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Monday 17 March 2014

Banjir Aneh Terjang Woha


Sekitar Pukul 01.20 Senin dini hari (17/03), sebagian besar warga Desa Naru Kecamatan Woha yang pemukimannya biasa diluapi banjir terpaksa harus bangun di tengah malam buta, ketika sebagian warga ribut-ribut mengabarkan akan datangnya banjir besar dari wilayah Parado.

Trauma dengan 3 kali banjir besar sebelumnya, merekapun berlaku siaga dengan mengemasi barang-barang berharga milik mereka sehingga siap diangkut kapan saja keadaan mengharuskan. Bahkan para pemilik ternak juga terlihat mengungsikan ternak mereka di kaki Gunung Samili, meski banjir yang meluap baru setinggi mata kaki.


Wajar jika warga memprediksi akan datangnya banjir besar kali ini, karena melihat begitu derasnya arus banjir yang mengalir di Sungai Ama Ta dan meluap naik ke Kali Limbu dengan cepatnya. “Arus banjir kali ini di sungai lebih deras dari yang sudah-sudah, warga harus diingatkan sebelum terlambat. Kalau tidak percaya mari lihat sendiri di Kali Limbu,” Ajak Syamsudin kepada Jompa Mbojo.

Berdasarkan hasil pantauan Jompa Mbojo dini hari tadi, ternyata apa yang dikhabarkan Syamsudin benar adanya. Menurut pengakuan Syamsudin, banjir mulai deras menerjang sungai sekitar Pukul 10 malam. Setelah 3 jam lebih kemudian telah mulai meluapi pemukiman warga hingga setengah lutut. “Itu terhitung cepat, yang kemarin-kemarin banjir mulai maghrib, sekitar jam 02 baru meluap,” kata Syamsudin.

Tapi untunglah, banjir yang deras dan cepat meluap dan sempat membuat cemas warga tersebut tidak sampai besar dan bertahan lama. Setelah meluap setengah lutut, banjir kemudian tidak lagi memperlihatkan tanda-tanda akan naik. Dan menjelang pagi banjir sudah kembali surut hingga hanya tergenang setinggi mata kaki.

“Banjir yang aneh,” heran banyak warga, karena naiknya begitu cepat dan surutnya juga begitu cepat. [Adn]

No comments:

Post a Comment