text-align: left;"> KAMPUNG MEDIA "JOMPA - MBOJO" KABUPATEN BIMA: Oha Dae Fau Yang Bikin Penasaran
Info

SELAMAT DATANG

Di Kabupaten Bima, Komunitas Kampung Media pertama yang dibentuk yakni, JOMPA MBOJO. Pasca dikukuhkan di Kantor Camat Woha pada tahun 2009, Kampung Media JOMPA MBOJO secara langsung membangun komunikasi dengan DISHUBKOMINFO Kab. Bima. Pada Jambore Kampung Media NTB (15/9/2012), JOMPA MBOJO mendapatkan penghargaan pada kategori “The Best Promotor”, yang merupakan penilaian tentang peran serta Pemerintah Daerah dalam menunjang segala kegiatan Komunitas Kampung Media, dan juga dinobatkan sebagai DUTA INFORMASI.

Sekilas Tentang Admin

Bambang Bimawan, tapi biasa dipanggil Bimbim.

Wednesday 19 March 2014

Oha Dae Fau Yang Bikin Penasaran

Dalam membuka usaha kuliner, lokasi strategis dan prasarana mewah tidaklah semata menunjang keberhasilan. Lebih dari itu, karakteristik menu dan cita rasa makanan yang ditawarkan, serta pelayanan yang santun merupakan kunci untuk menarik banyak pelanggan. Banyak orang yang sudah membuktikan perihal tersebut, salah satunya adalah Dae Fau.

Perempuan 60 tahunan warga Desa Tente Kecamatan Woha ini, boleh dibilang berhasil dengan usaha warung makan yang telah beberapa tahun ia geluti sepeninggal suaminya. Meski ditilik dari omzet memang tidak terlalu wah, karena memang volume makanan yang dijualnya ia batasi, mengingat usaha yang ia jalankan hanyalah sekedar untuk mengisi hari tua. Tetapi yang menarik adalah kemampuannya menarik dan mengikat pelanggan.

Sehingga tidak mengherankan jika Oha (BI = Nasi) Dae Fau menjadi sangat populer di kalangan Warga Tente dan sekitarnya yang hendak menikmati hidangan untuk sarapan. sejak Pukul 06.30 pagi sudah terlihat banyak antrian warga di depan pintu dapurnya. Dan jangan harap bisa menikmati Oha Dae Fau ini jika hari sudah mulai beranjak siang, karena di bawah pukul 10 Dae Fau telah menutup pintu dapurnya.

“Saya hanya menjual nasi sebatas untuk sarapan warga. Biasanya di bawah jam 10 pagi sudah habis. Kalau keuntungan sih ada lah, sekedar untuk mencukupu kebutuhan orang yang sudah beranjak tua seperti saya, dan untuk belanja-belanja cucu,” akunya merendah tanpa membeber berapa persisnya pemasukan yang mampu diraupnya.

Warung makan Dae Fau ini terletak di Kampo Nggaro (BI = Kampung Kebun) di belakang deretan pertokoan Tente, Di musim hujan seperti ini, untuk sampai ke warung tersebut kita harus melewati gang dan menapak di atas jalan yang tergenang dan berlumpur, tapi apalah artinya rintangan lumpur bagi mereka yang ketagihan sarapan Oha Dae Fau.

Menu yang ditawarkannya adalah nasi putih dengan 2 pilihan lauk, yaitu ayam yang dimasak soup atau gulai. Menu biasa ini menjadi istimewa, karena lauknya adalah ayam kampung yang usianya dipilih Antara 2,5 – 3 bulan. Dengan tekhnik memasak ala Dae Fau, membuatnya berbeda dengan warung makan lainnya yang bertebaran di Desa Tente. Sedangkan harga seporsinya adalah 10 ribu.

Bicara pelanggan, mereka yang menjadi pelanggan setia Oha Dae Fau adalah mereka yang di mata masyarakat Woha adalah orang-orang yang kebanyakan dipandang ‘berkelas.’ Sehingga tidak jarang ruangan bersantap sederhana yang disediakan menjadi tempat diskusi hangat Antara sesama pelanggan tentang banyak hal.

Ketika Jompa Mbojo berkunjung untuk bersantap Oha Dae Fau pada Rabu (19/3) Pukul 08.12, terpaksa harus bersantap di ruang dapur bersama dengan H. Ikhsan (43 Tahun) warga Desa Ngali, karena tempat yang disediakan telah dijejali oleh serombongan  Pegawai Kantor Camat Woha. Menurut H. Ikhsan, bahwa Oha Dae Fau ini bikin penasaran. “Saya tidak pernah puas makan hanya sepiring, saya selalu makan dua piring,” polosnya, “kalau saya tidak nafsu dengan makanan di rumah, saya akan suruh anak jauh-jauh dari Ngali untuk beli Oha Dae Fau,” imbuhnya. [Alv]

No comments:

Post a Comment