Di Kabupaten Bima, Kecamatan Woha
dituding banyak pihak sebagai wilayah yang paling rawan terhadap peredaran
narkoba, khususnya jenis sabu. Dan itu bukan tudingan spekulatif semata,
terbukti dengan banyaknya aksi penggerebekan oleh kepolisian dan tindak hukum
terhadap kasus narkoba yang sebelum ini berhasil diungkap Polres Bima
Kabupaten, kebanyakan terjadi di Woha.
Sayangnya Upaya kepolisian dalam
menelikung jaringan narkoba di Woha dinilai banyak pihak belum cukup maksimal.
Jika diendus lebih jauh, penyebarannya bukan berkurang tetapi malah bertambah
marak. Hari ke haripun, warga yang peduli menjadi semakin ‘gemes’ dengan
kinerja kepolisian.
Berangkat dari hal itu, pada Rabu
(17/09) sejumlah warga yang tergabung dalam Masyarakat Woha Anti Narkoba dan
Peduli Sosial, melakukan kegiatan penggalangan dana guna membiayai aksi
demonstrasi damai mereka besok, Kamis (18/09). Rencananya, demo akan digelar
secara long march dari Cabang Tente sampai tiba di depan Kantor Polres Bima
Kabupaten di Panda, dengan agenda menuntut Polres agar lebih serius memberantas
peredaran narkoba di Woha.
Selain utntuk menggalang dana,
mereka juga ikut mensosialisasikan kepada masyarakat tentang rencana aksi
mereka esok hari. Dan luar biasa antusiasme masyarakat ketika mendengar adanya
rencana aksi tersebut.
Azhar, SE, tokoh muda Woha yang
menggagas aksi dan juga Koordinator lapangan (Korlap) aksi mengaku berhasil
menggalang dana sebesar 3.5 juta. “Itu adalah bukti, bahwa masyarakat sangat
mendukung demo besok. Kalau tidak mendukung ngapain kasi sumbangan,” tanyanya
retoris.
“Tidak hanya mendukung dengan
sumbangan, mereka (masyarakat) juga akan mendukung dengan tenaga. Besok akan
banyak warga yang ikut demo,” imbuhnya. Azhar sendiri mengaku menyumbang 1
juta, jadi total dana yang terkumpul adalah 4.5 juta.
Sementara itu, salah seorang tokoh
masyarakat terkemuka di Woha, H. Wahab, saat memberikan sumbangan di
kediamannya, mengaku sangat mendukung adanya rencana aksi dari warga yang
menggalang dana tersebut.
Direncanakan Azhar, akan ada 300
warga yang akan ikut besok. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk konsumsi
massa, membuat atribut, dan untuk transportasi. “Semua dana yang terkumpul
hanya akan dipergunakan untuk membiayai aksi demo.” Tegas warga Tente tersebut.
Bagi Azhar sendiri, menggelar demo
semacam ini adalah keharusan. Peredaran narkoba di Woha ini, menurutnya, sudah
sampai kepada tingkat yang sangat memprihatinkan. Maraknya aksi curanmor dan
pencurian hewan ternak ditengarainya sebagai imbas dari kecanduan narkoba.
“Pemakai sabu sekarang sudah merata. Bukan hanya oleh yang kaya, tetapi
juga oleh mereka yang ekonominya pas-pasan. Dari mana lagi mendapat uang untuk
nyabu selain mencuri?,” tudingnya. “Warga tidak lagi aman dari pencurian.
Jangankan ternak, anjing saja hilang sekarang ini,” kesalnya lagi.
Contoh ‘pembiaran’ oleh
kepolisian terhadap peredaran narkoba menurut Azhar, semisal lambannya
pencidukan terhadap gembong narkoba, “Padahal kepolisian itu sudah mengantongi
nama-nama gembong narkoba di Woha. Tapi tidak pernah ditangkap,” lugasnya.
Hingga jam 12 siang, warga yang
menggalang dana masih terlihat menyusuri bilangan pertokoan Tente. Kebanyakan
dari mereka adalah tokoh-tokoh muda. Terlihat juga ikut, David, warga Tente,
yang juga merupakan bekas pecandu sabu. “Saya juga akan ikut aksi ini besok,
sebagai salah seorang korban narkoba,” akunya. (Adn)
No comments:
Post a Comment