Mahfud, Marbot
Mesjid Ar-Rahman Pucuke di Desa Naru Kecamatan Woha, hampir tak percaya
dengan penglihatannya saat mendapati Kotak Amal Mesjid telah dicongkel.
Semua uang kertas di dalamnya raib digondol maling keparat. “Iya, hanya
maling keparat yang curi uang mesjid,” umpat Mahfud kepada Jompa usai
Sholat Jum’at (13/03) kemarin.
Mahfud makin geram saat menuturkan, maling itu hanya mengambil uang kertas dan meninggalkan sejumlah koin hasil derma empat kali jum’atan yang lewat. Baginya, lebih baik dikuras semua. Karena meninggalkan koin, dirasanya terkesan seperti tinggalan pesan melecehkan.
Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu, diperkirakan Mahfud, uang yang digondol maling sekitar Rp. 1.5 juta. Dan rencananya, Jum’at kemarin, kotak amal akan dibukanya untuk dilaporkan kepada khalayak.
Mahfud yang tak kuasa menahan geramnya, usai sholat jumat sempat mengusulkan, agar semua jama’ah menyempatkan diri berdoa bersama memohon “nasib buruk” bagi si maling. Tapi imam sholat saat itu, Ustadz Zainudin menolaknya bijak.
“Dari pada mendo’akan nasib buruk si maling. Lebih baik kita berdo’a, semoga Allah menggantikan yang hilang dengan yang lebih baik lagi bagi mesjid kita.” Wejang ustadz.
Ratusan jamaah yang sempat “was wis wus” mendapat khabar raibnya uang di kotak amal dan mendengar usulan Mahfud, sesaat kembali tenang mendengar wejangan Ustadz. Mereka lantas kembali wirid dan berdo’a.
Kemalingan uang mesjid kemarin, adalah kali pertama bagi Warga Pucuke. Meski sering mendengar khabar sejenis dari TV-TV, tapi bagi warga yang rata-rata religious ini tak pernah menyangka ada bedebah seperi di layar kaca itu di Bima ini.
Jadinya, kotak amal hanya diletakkan begitu saja di belakang mimbar mesjid. Digembok dengan gembok kecil. Karena memang sulit bagi warga untuk membayangkan ada orang yang begitu tega dan tak takut kualat mencongkel kotak amal dan mengambil uang kertasnya.
Ini pasti menjadi pembelajaran bagi warga, Kedepannya agar berhati-hati. Karena para keparat dan bedebah terkadang diciptakan oleh peluang. Dan semoga Allah menggantikan apa yang hilang itu dengan yang lebih baik lagi untuk Mesjid Ar-Rahman Pucuke. Amin….! (Adn)
Mahfud makin geram saat menuturkan, maling itu hanya mengambil uang kertas dan meninggalkan sejumlah koin hasil derma empat kali jum’atan yang lewat. Baginya, lebih baik dikuras semua. Karena meninggalkan koin, dirasanya terkesan seperti tinggalan pesan melecehkan.
Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu, diperkirakan Mahfud, uang yang digondol maling sekitar Rp. 1.5 juta. Dan rencananya, Jum’at kemarin, kotak amal akan dibukanya untuk dilaporkan kepada khalayak.
Mahfud yang tak kuasa menahan geramnya, usai sholat jumat sempat mengusulkan, agar semua jama’ah menyempatkan diri berdoa bersama memohon “nasib buruk” bagi si maling. Tapi imam sholat saat itu, Ustadz Zainudin menolaknya bijak.
“Dari pada mendo’akan nasib buruk si maling. Lebih baik kita berdo’a, semoga Allah menggantikan yang hilang dengan yang lebih baik lagi bagi mesjid kita.” Wejang ustadz.
Ratusan jamaah yang sempat “was wis wus” mendapat khabar raibnya uang di kotak amal dan mendengar usulan Mahfud, sesaat kembali tenang mendengar wejangan Ustadz. Mereka lantas kembali wirid dan berdo’a.
Kemalingan uang mesjid kemarin, adalah kali pertama bagi Warga Pucuke. Meski sering mendengar khabar sejenis dari TV-TV, tapi bagi warga yang rata-rata religious ini tak pernah menyangka ada bedebah seperi di layar kaca itu di Bima ini.
Jadinya, kotak amal hanya diletakkan begitu saja di belakang mimbar mesjid. Digembok dengan gembok kecil. Karena memang sulit bagi warga untuk membayangkan ada orang yang begitu tega dan tak takut kualat mencongkel kotak amal dan mengambil uang kertasnya.
Ini pasti menjadi pembelajaran bagi warga, Kedepannya agar berhati-hati. Karena para keparat dan bedebah terkadang diciptakan oleh peluang. Dan semoga Allah menggantikan apa yang hilang itu dengan yang lebih baik lagi untuk Mesjid Ar-Rahman Pucuke. Amin….! (Adn)
No comments:
Post a Comment